Rutinitas malam Ahad selepas shalat magrib di Masjid Wihdatul Ummah Makassar  merupakan kegiatan yang sudah berlangsung lama. Kegiatan .taklim pekanan  yang menghadirkan para pembicara yaitu asatidz (para ustadz). Ustadz yang mengisi kajian tematik adalah mereka yang memahami pelbagai hal yang berkaitan dengan Alqur'an dan Sunnah. Dan hampir semua yang mengisi taklim tersebut. Alumni dari Madinah Islamic University yang bertitel Lc. Namun taklim pekanan yang terlama dan masih berlangsung yaitu kajian Kitab Riyadhusshalihin (Tamannya Orang yang Shalih )buah karya dari Abu Zakaria Yahya Bin Sharaf An Nawawi atau lebih dikenal dengan Imam An Nawawi Rahimahullah. Kajian yang diisi oleh Ust. DR. Yusran Anshar, Lc.
Namun kali ini di isi oleh Ust. Bahrun Nida,Lc. Dengan tema Berbuat keBajikan  dan memberi Maaf. beliau salah satu Ust. Senior dikalangan Ormas Wahdah Islamiyah. Ceramah beliau malam Ahad ini begitu khidmat dan memukau para hadirin. Diawali dengan prolog pembuka majelis. Selanjurtnya beliau pun bertutur dalam ceramahnya. Tentang kandungan ayat yang berisi dengan ayat yang diawali  Ya Ayyuhalladzina Amanu. Ayat yang begitu banyak diterangkan dalam Alqur'an. Beliau menegaskan bahwa ayat tersebut merupakan ayat yang mengandung 2 hal penting yaitu:
"Ayat yang berisi perintah dan larangan,misalnya berupa perintah yaitu Ya ayyuhalladzina amanu kutiba 'alaikumus-siyamu yang artinya hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa...dan contoh lain berupa larangan yaitu Ya Ayyuhalladzina Amanu. llayaskhar qaumum ming qaumin azrtinya Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain......". Dan masih beberapa ayat lainnya.
Dari penjelasan beliau inti dari kandungan ayat yang berisi perintah dan larangan tersebut adalah bermuara pada Akhlak atau perbuatan yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Akhlak ini yang menjadi dasar manusia dalam bertindak yang benar. Lanjut beliau menjelaskan :
"Akhlak hendaknya didasari oleh dua hal yaitu Amar ma'ruf dan nahi Mungkar (melaksanakan kebaikan  dan mencegah yang mungkar) sesuai yang tertera pada Surah Ali Imran 110".
Beliau kembali bertutur akhlak yang berkaitan dengan Ma'ruf. Beliau menggaris bawah kata ma'ruf.Â
"Mengapa kata ma'ruf (baik) yang disebutkan dalam ayat tersebut, bukannya Ihsan, Al biirr atau khair ? " tegas Ust Bahrun. Â
"Hal tersebut disebabkan oleh akhlak yang baik oleh manusia berkaitan dengan Ma'ruf  yang berati kebajikan juga berati dikenal, terkenal. Berarti kebajikan-kebajikan yang dikenal. Hingga biasa kita mendengar istilah "Urf" atau kebiasan dari  masyarakat. Urf yang juga berarti adab atau perilaku yang ada pada suatu kaum atau bangsa". Timpal beliau.
Beliau melanjutkan ceramahnya dengan  contoh kebiasaan baik dari adat istiadat orang Bugis Makassar. Beliau menjelaskan kisah pengalaman Ulama Legendaris Sulsel KH. Sanusi Baco.Lc semasa kecil dulu.
"Beliau semasa kecilnya dulu, pernah dipanggil oleh Ibunya pada saat ada yang bertamu di rumahnya. Sang Ibu berbisik kepada Sanusi Kecil agar segera membeli gula dan kopi ditetangga namun ketika selesai membelinya jangan lewat depan tamu tetapi lewat pintu belakang."Â
begitulah pesan dari yang disampaikan. Sebuah pesan agar bisa menjaga perasaan sang tamu untuk bisa dijamu dan tidak membuat tamu merasa terbebani atas kedatangannya dari suguhan yang akan diberikan. Dan ternyata kebiasaan tersebut dipegang teguh oleh suku Bugis Makassar.