Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tentang Kepergian Sang Sahabat Pejuang

16 Juni 2022   10:13 Diperbarui: 17 Juni 2022   08:00 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ust. Zainuddin dan Abdullah Mahir, SH, yzng berpulang berselang dua pekan saja. Foto saat menjelang Taklim di Masjid Jannatul Firdaus. (Dokpri)

Berkumpul bersama dengan kawan-kawan lama yang lama tak bersua. Menghadirkan kenangan dan saling melepas rindu. Pertemuan itu terjadi setelah salah satu dari kawan kami berpulang menuju peristirahatannya yang terakhir.  Maka berkumpullah kami. Suasana haru menyelimuti hati dari para pelayatnya dikala itu.Ahad, 12 Juni 2020. Di pekuburan Baqi', Moncongloe Lappara. Kab. Maros, Sulsel. 

Beliau seorang yang unik dengan kekhasanya. Sosok yang rajin beribadah, menuntut ilmu agama,  dermawan, Pemberani dan terlebih lagi sifat sosialnya yang sangat dikenangkan darinya. Abdullah Mahir, Pendiri dan direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muslim Makassar. Beliau seorang pengacara yang banyak menolong. Apalagi bagi mereka yang kurang mampu, khususnya dalam bantuan hukum secara gratis. 

Begitu banyak ungkapan atas wafatnya sahabat seperjuangan kami itu. Salah satunya dari tulisan rasa bela sungkawa dari Bang Pay (Muh Sulfaedar Pay ). Mantan Wartawan Tempo yang kini membuka usaha jualan kopi keliling dengan cita rasa cafe. Menuliskan curahan hatinya yang sama dengan yang kami rasakan. Tulisan  beliaupun kami pilih untuk menjadi perwakilan rasa duka kami yang mendalami kepada saudara Abdullah Mahir, SH

suasana saat di pemakaman/dokpri
suasana saat di pemakaman/dokpri

*Tumpah Air Mataku, Ruh Saleh itu ke Negeri Abadi

 Muh Sulfaedar Pay 

Hari ini, Senin 13 Juni 2022, sepulang Salat Subuh biasanya saya membaca alquran. Tapi kali ini saya iseng mengecek percakapan whatsapp. Tiba-tiba mataku terperangah dengan satu kalimat di grup LBH Muslim, ya Allah, Abdullah Mahir telah wafat. 

 Ya Allah SWT terkejut hati ini mendapatkan kabar duka itu. Air mataku pun tumpah tak percaya sahabat, guru dan saudaraku Abdul Mahir telah wafat pukul 23.30 wita.

 

 Ya Allah, Engkau memanggil satu lagi orang yang saleh. Dul, begitu saya biasa menyapanya. Usianya masih muda, tapi perjuangan untuk islam luar biasa. Dia seorang aktifis islam yang istiqomah.

Sebelumnya, dua pekan lalu, sahabat Dul, ustadz Zainuddin sudah lebih dulu bergelar rahimahullah 

Ust. Zainuddin dan Abdullah Mahir, SH, yzng berpulang berselang dua pekan saja. Foto saat menjelang Taklim di Masjid Jannatul Firdaus. (Dokpri)
Ust. Zainuddin dan Abdullah Mahir, SH, yzng berpulang berselang dua pekan saja. Foto saat menjelang Taklim di Masjid Jannatul Firdaus. (Dokpri)

Kabar kematiannya membuat kalbuku bergetar tak karuan. Saya berusaha membendung kesedihanku. Namun tak sanggup. butiran bening air mataku meleleh membasahi pipi. 

Tangisanku pecah bukan menyesali kepergiannya, tapi memori indah sesama penuntut ilmu begitu melekat saat dia di dunia fana ini .

"Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, selamatkanlah dia dan maafkanlah dia, Ya Allah karuniakanlah dia surga dan selamatkanlah dia dari azab kubur dan azab neraka"

Semoga keluarga yg ditinggalkan di beri kesabaran

Wafatnya Abdullah Mahir dan Zainuddin, bertanda kalau antrian miliaran manusia dan makhluk lain di ujung terminal kematian makin sesak.  Saya dan kalian ada dibarisan antrian. Langkah-langkah kita semakin dekat di koridor jemputan kematian.

LBH MUSLIM Makassar. lembaga yang didirikannya dan sekaligus beliau menjadi direkturnya (Dokpri)
LBH MUSLIM Makassar. lembaga yang didirikannya dan sekaligus beliau menjadi direkturnya (Dokpri)

"Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya". (QS Ali Imran : 145). 

Selama penantian di terminal  fana ini, kita dihadapkan pada dua kelompok manusia dengan tindak tanduk atau prilaku yang berbeda. 

Kelompok pertama,  manusia yang mempertontonkan  kecongkakan,  kekafiran,  kemunafikan, menjauhkan diri dari agamanya, berlomba mengumpulkan dan memamerkan harta kekayaan,  jabatan, kezaliman dan banyak lagi perbuatan yang melawan aturan sang pemilik terminal, Allah SWT. Jumlah mereka banyak, banyak, dan banyak sekali. 

Mereka saling berebut lahan dan merusak dan mengotori fasilitas terminal. Mereka lupa pemilik lahan Allah SWT melalui para pembantunya, yakni para malaikat akan menjemput mereka untuk dimintai pertanggungjawaban. 

Semoga Allah SWT tidak memasukan saya dan kalian dalam kelompok tersebut. 

Kelompok kedua,  manusia yang patuh mengikuti aturan terminal. Mereka asik mendekatkan diri pada Allah SWT, menjalankan amar ma'ruf nahi mungkar,  mereka menjaga terminal agar tetap bersih, mengisi waktunya dengan beribadah, membaca kitab suci, mencari rejeki halal untuk memenuhi kebutuhan hidup, berbuat kebaikan, membantu saudaranya yang susah dan berbuat kebaikan lainnya.  

Kelompok ini sibuk mempersiapkan pundi-pundi amalan untuk mendapatkan tiket mahal ke negeri surga yang dijanjikan.  Tiket ini sangat, sangat, sangat mahaaaalll.  Sayangnya, jumlah mereka sangat sedikit, sedikit, amat sedikit. 

Semoga Allah SWT  memasukan saya dan kalian dalam kelompok tersebut. 

Saat kendaraan-kendaraan kematian datang di ujung antrian, kedua kelompok manusia ini harus berganti baju ke baju kafan berwarna putih.  Pengurusan tubuh kaku mereka akan dilakukan oleh penghuni terminal lainnya. 

Saat itu semua kedudukan manusia sama dihadapan Allah SWT. Jiwa halus mereka akan menaiki kendaraan masing-masing  tanpa membawa harta fananya. Mereka hanya ditemani amal kebaikan atau catatan keburukan. 

Kalau amal kebaikannya bagus maka perjalanan ke negeri akhirat berjalan lancar tanpa hambatan. Penumpangnya akan menikmati pelayanan vip, tidurnya lelap, dan nyaman. 

Jika ditemani catatan keburukan maka perjalanannya lama, berkelok-kelok, menyengsarakan, tidur terganggu, dan tidak ada pelayanan vip diperolehnya. 

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya." (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960).

Semoga kita semua memperoleh kebaikan Rahmat Allah SWT diujung terminal. Ketika kendaraan kematian datang, kita masih sempat mengucapkan kalimat La Ilaha illallah. Kita pergi tanpa meninggalkan utang, utang riba dan musuh. 

Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:

Orang-orang fakir yang beriman akan masuk surga mendahului orang-orang kaya selama setengah hari (di akhirat), (yang setara) dengan lima ratus tahun (di dunia). (HR. an-Nasai dan Ibnu Majah).

Selamat Jalan Abdullah Mahir. Doaku menyertaimu Insyaallah saya, kami dan kita semua pasti akan menyusul. 

Wasssalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun