Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mudik, Rumah Panggung, Jolok Mangga

10 Mei 2022   09:00 Diperbarui: 10 Mei 2022   09:10 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
berkumpul saat mudik/dokpri

Bersama dengan orang-orang tercinta adalah hal yang menenteramkan hati.  Apalagi kebersamaan yang dibangun dengan kolaborasi yang apik dan saling bersinergi.  

Terkadang rasa jenuh menggerogoti hati dan pikiran akan aktifitas yang dijalani setiap harinya. Bosan dengan yang itu-itu saja. Maka perlu sesuatu yang  lain.  Seperti halnya Ramadhan yang berlalu. Satu bulan yang sangat berarti dan memberikan keutamaan yang begitu banyak. Satu bulan refresh untuk 11 bulan yang lalu. 

Refresh dari makan yang berlebih, bertingkah laku yang tidak terkontrol serta meredam hawa nafsu. Setelahnya masuklah bulan syawal. Untuk syawal tahun ini, begitu berarti, ini disebabkan oleh banyaknya arus mudik. 

Beberapa tahun lalu ketika wabah virus covid 19 melanda, keterbatasan waktu dan ruang untuk beraktifitas menjadi kendala untuk  mudik. Begitu juga kami yang tak ingin kehilangan momen untuk mudik.

Mudik bersama keluarga menuju kampung halaman istri tercinta yang berjarak   sekitar 235,1 KM. Tepat di Paria, Kec. Majauleng, Kabupaten Wajo, terlukislah kecerian, kebahagian yang mengharu biru ketika seluruh keluarga berkumpul  bersama. Begitu ekspresif.

Berbagai aktifitas yang dilakukan oleh anggota keluarga saat mudik selain silaturahim dan momen kuliner khas kampung adalah menikmati suasana kampung yang masih menyisakan keaslian alamnya. Rumah panggung atau rumah adat suku Bugis Makassar masih banyak terlihat di sana. Hal inilah yang memberi nuansa mudik yang menyatukan anggota keluarga. 

Setelah beberapa anggota keluarga beranjak menuju ke destinasi lainnya. Kami masih tetap di kampung. Sekelumit aktifitas mengisi hari kami pada mudik kali ini. 

Diantaranya tracking di belakang rumah yang asri  dan  bermain di kebun.  Kebun yang rimbun berisi beraneka ragam tanaman seperti terong, kacang-kacangan dan pohon-pohon berupa kelapa, mangga, dan beberapa jenis lainnya. Anak - anak begitu menikmati sembari bermain dan  berlairian. 

Lalu pilihan lainnya yang tak kalah menariknya adalah memetik mangga. Mangga yang masih muda namun sengaja untuk dipetik atau dijolok disebabkan diantara buah tersebut banyak berjatuhan dan di makan oleh kelelawar, keseruan dan serius menjolok mangga menjadi terjeda ketika beberpa ekor elang terbang dan salah satu dari mereka hinggap di pohon kelapa yang tertinggi di kebun itu. 

jolok mangga/dokpri
jolok mangga/dokpri

Iniisiatif untuk mengabadikannya timbul. Meski hasilnya kurang memuaskan karena HP yang digunakan untuk mengambil gambarnya tidak mendukung untuk pengambilan yang jauh meski sudah di zoom. Anak- anak pun begitu surprise  menyaksikan elang terbang dengan leluasa dan bisa dilihat dengan langsung oleh mereka. Mereka begitu terinspirasi dengan kisah Upin-Ipin yang hunting foto dan video tentang Elang Merah.

ada elang di dahan kelapa
ada elang di dahan kelapa

Rasa penat sehabis main di kebun, menjolok mangga tak begitu terasa dibanding bahagia akan kebersamaan pada mudik lebaran Idul Fitri 1443 H.  Mungkin bagi orang lain, aktifitas - aktifiitas itu adalah hal yang biasa saja. Karena bagi sebahagian orang mudik itu, selain berziarah ke rumah orangtua dan keluarga  adalah mendatangi destinasi wisata atau melancong. 

Tapi inti dari mudik yang sesungguhnya adalah bagaimana kita menjalin silahturahim kepada keluarga, melepaskan gundah gulana atau kegaulauan hidup selama setahun menjalaninya. 

Dan memberikan hak tubuh kita untuk mengekslorasi dirinya dengan membangkitanhormon endrofin lewat gerak ritme tubuh yang lelah diatas bahagia. Terkhusus buat perkembangan psikomotorik anak-anak. Pesannya "mudiklah, bertemu dengan mereka dan saling berbagi suka dan duka hingga semuanya bisa bahagia"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun