Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kemasan

31 Maret 2022   08:48 Diperbarui: 31 Maret 2022   10:17 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wrap atau kemasan adalah pembungkus dari suatu produk atau barang. Kemasan memberikan nuansa elegan suatu produk. Hadirnya menambah performa selain sebagai penutup atau cover agar barang tersebut tidak terkontaminasi dengan bakteri, virus serta muatan lain. Yang bisa membahayakan. Intinya melindungi isi. Manusia sebagai pembuat dan pemakai kemasan beragam cara dalam perlakuannya. Kemasan sama halnya dengan pakaian yang kita gunakan. Tentunya kita sudah sangat tahu mengapa kita memakainya, untuk apa, keperluan apa, moment apa dan terakhir adalah bagaimana mereka menilainya. 

Ungkapan mengenai kemasan yang sering kita dengarkan "don't judge a book by its cover." jangan menilai sesuatu dari bentuk luarnya (kemasan). Ungkapan atau idiom yang sering muncul berkenaan dengan kondisi kekinian yang hadir sebagai bentuk kewaspadaan serta ke prihatinan terhadap aksi penipuan atau istilah gaulnya PHP (pemberi harapan palsu). Bentuk lainnya adalah pencitraan yang tidak sesuai kenyataan yang ditampilkan ke publik. jadi , apakah perlu kita mengemas diri dengan kemasan yang indah?. 

Tampil cantik, ganteng, indah dan terlihat good looking adalah harapan dari tampilan kemasan manusia meski memang terkadang tidak sesuai dengan aslinya. Tampil mentereng padahal hidupnya susah, pamer barang mewah padahal utang menumpuk, senyum mengembang harap pamrih, .pamer janji namun tiada bukti, Sebaliknya penampilan sederhana meski harta melimpah tanpa banyak yang mengetahuinya. Sedekah maupun donasi jalan terus namun sunyi berita tentangnya.senyum menghias bibir meski masih banyak yang mencaci. Dua perumpaan yang berbeda. Masing-masing menampilkan kulit berbeda dengan isi. 

Pertama, mengcover diri dari prefacenya saja. Ibarat buku kata pengantarnya begitu menyentuh namun isi bukunya tidak sesuai bahkan keluar dari makna serta menyesatkan pembacanya. 

Kedua, mencover dirinya dengan esensi dari dalam dirinya berdasarkan kenyataan serta menampakkan yang penting dan perlu saja. Atas dasar manfaat serta kemaslahatan dirinya dan orang banyak. Ini yang jarang ditemui dari sekian persen populasi manusia. Barang langka yang bernilai.

Dua hal tersebut merupakan contoh kehidupan manusia yang selalu tampil berkompetisi dalam mengisi kehidupan. Namun sebagai makhluk yang tahu diri sebagai ciptaan Allah Jalla jalalu. Hendaknya kita mengemas (mengcover) diri dengan sebaik mungkin. Baik itu dari sisi jasmani apalagi Rohani. Karena tampilan fisik pun akan tampak merona bila dibarengan dengan pribadi dengan akhlak yang mulia. Pancaran atau air muka bahagia, ceria serta ketenangan jiwa mengemas diri sebagai insan bermartabat.

Kemasan tetap menjadi hal yang penting dalam hidup ini. Seperti halnya produk yang ingin dijual dengan kualitas barang yang terjaga. Kehadiran kemasan yang elegan akan semakin menambah kualitas dan performa produk dan akan bernilai jual tinggi. Tulisan tentang kemasan ini merupakan  rangkaian dari tuilsan sebelumnya. 

https://www.kompasiana.com/menuliskatamenggugahrasa/622805cc3179490ae9321856/kurma-coklat-madu-kacang-tanah-dalam-satu-rasa

Untuk itu sudahkah anda mengemas diri hari ini???

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun