Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Medsos Bisa Menjadi Sarana Penyakit 'Ain

1 Maret 2022   09:39 Diperbarui: 1 Maret 2022   10:51 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup adalah anugerah terindah yang diberikan oleh Allah Azza wa Jalla. Dengan karunia tersebut, kita bisa merasakan nikmat yang diberikan. Nikmat menghirup udara segar, nikmat sehat serta yang terpenting nikmat Iman.  Patut kita syukuri pemnberian yang sangat berharga itu. Berbicara masalah nikmat, semuanya memiliki keutamaan -keutamaan. Untuk itu perlu dijaga agar  nikmat yang diberi itu tidak menjadi sia-sia.

Nikmat yang tidak dipergunakan sebagaimana mestinya bisa berbalik menjadi nestapa bagi mereka yang menyalahgunakan pemberian yang mulia. Harta, keluarga, kesehatan dan kesempatan merupakan nikmat yang terkadang membuat manusia lalai. Seperti pada era milenium ini. Di masa kini, ketika kebanyakan manusia selalu ingin terlihat dengan fasilitas yang dinikmatinya dan bisa disaksikan oleh khalayak. Berbagai macam pola dan cara agar b isa terwujud. Dengan memposting gambar dan video kondisi dirinya.

Hal yang dianggap lumrah, Pamer atau mempertontonkan apa yang mereka miliki.  Medsos adalah aplikasi yang menjembatani pertunjukan pamer tersebut. Meski demikian bukanlah salah dari medsos tersebut tapi dari pengguna medsos itu.

Beragam apresiasi berupa tanggapan dari audiens ataupun followers yang menyaksikannya. Emoticon seperti  bahagia, sedih, salut bahkan marah akan tampil sebagai bentuk ”like” atas status ataupun konten yang dtampilkan.

Kebiasan-kebiasan memposting gambar dan video, sah-sah saja apabila dalam kadar yang tidak berlebihan. Sekedar memberi informasi ataupun mengajak orang untuk saling share kepada hal positif. Beberapa waktu lalu diberitakan sebuah perampokan yang terjadi di sebuah rumah mewah. Namun nahas para perampok itu tertangkap dan digelandang ke markas Polisi. Setelah diinterogasi, para perampok mengakui bahwa rumah yang mereka incar itu sudah sejak lama. Adapun cara dengan mengamati rumah tersebut dan mencari informasi melalui medsos dalam hal ini melihat status dari facebook. Dari status  tersebut memperlihatkan aktifitas sang pemilik rumah dengan berbagai aktifitas diantaranya pamer diri serta liburan. Nah dari status itulah mereka beraksi layaknya seorang detektif mengintai. Selain itu kisah perselingkuhan, pembunuhan serta jatuh sakit secara tiba-tiba akibat posting status di Medsos.

Beberapa kisah dari posting -memposting yang berakibat buruk akibat dari selfie, konten atau statusnya. Ini menjadi hal yang sering kita dapati dikehidupan modern ini. Kejadian tersebut bukan hal yang baru dalam kehidupan manusia. Perilaku narsisme yang menggejala itu, sudah ada sejak dahulu kala. Bahkan telah diwanti-wanti agar berhati-hati dalam mengekpresikan diri. Untuk tidak selalu menonjolkan diri, harta dan keluarga serta hal-hal yang bisa menjerumuskan manusia kepada kesombongan.

Dalam Islam, telah dijelaskan masalah yang berkaitan dengan larangan untuk menampilkan sosok diri secara berlebihan. Ini disebabkan  bisa terjadi hasad (iri dengki) dari sesama manusia. Hal ini berkaitan dengan sebuah penyakit. Penyakit ‘Ain. Apakah penyakit ‘Ain itu?. Penyakit yang disebabkan oleh gangguan dari pandangan mata . hal ini termaktub dalam QS Alfalaq ayat 5 tentang Hasad. Betapa dashyat hasad hingga bisa menimbulkan masalah-demi masalah. Khususnya masalah sosial. Kekaguman secara berlebihan pun bisa menjerambakan manusia kedalam jurang kehancuran dan bahkan kematian. Untuk lebih lanjut, silahkan baca di  (https://muslim.or.id) tentang penyakit 'Ain.

Secara psikologis, keinginan manusia untuk menonjolkan dirinya itu ada pada setiap manusia sebagai bentuk ekspresi dan menyalurkan hasrat eksistensinya sebagai person yang memiliki potensi. Namun bagi manusia lainnya, potensi tersebut tidak semuanya bisa diterima sebagai bentuk kebaikan. Hingga hasad atau kebencian mendorongnya untuk berbuat lebih jauh. Tentunya tindakan yang tidak dibenarkan dan bahkan tidak terpuji. 

Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu’anhu, Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun