Makassar kian hari kian bertambah meski beberapa faslitas jalan telah dibenahi, Pembanguan flyover yang dibangun untuk kemudahan pengguna kendaraan yang bertujuan untuk mengurai kemacetan lalu lintas. Namun pada sudut lainnya, suasana macet masih terjadi setiap harinya,
Hiruk pikuk lalu lintas di kota ÂBertambahnya volume kendaraan baik roda dua dan empat tak dapat dielakkan lagi. Hingga beberapa ruas jalan menjadi langganan macet. Terutama pada saat pagi hari, saat semuanya beraktifitas mengisi harinya. Lalu puncaknya Ketika jam atau aktifitas kerja yang mengharuskan mereka Kembali ketempat masing-masing. Tepatnya sore hari hingga menjelang waktu Isya.
Salah satu area kemacetan berada di jalur Aroeppala menuju jalan Tun Abdurazak Gowa. Jalur tersebut merupakan perbatasan antara Kota Makassar dan Kabupaten Gowa. Masyarakat yang sehari-harinya beraktifitas di Makassar adalah mereka yang bermukim di Gowa.Â
Perkembangan pemukiman yang pesat, memang di fokuskan pada daerah tersebut. Lahan pemukiman menjamur. Entahlah apakah ini adalah suatu tuntutan manusia untuk memenuhi kebutuhan papannya. Namun imbasnya lahan pertanian serta hutan-hutan penyangga harus terkikis tergantikan oleh berjamurnya area perumahan.
Kemacetan yang nampak pada jalur tersebut kurun beberapa tahun ini, telah menjadi kebiasaan yang menjadi pemakluman bagi pengguna jalan.Â
Disebabkan tidak adanya jalur alternatif dan jalur itulah yang harus dilalui. Di sinilah letak permasalahannya. Beberapa tahun lalu area jalur Tun Abdurrazak membuka dua jalur untuk berputar yaitu jalur putaran mengarah ke kota Makassar. Jalur putaran sekitar Citraland yang jaraknya tidak begitu jauh. Jalur tersebut sangat efektif untuk mengurai kemacetan.
Jalur putaran tersebut kini tinggal kenangan. Kedua jalur tersebut telah ditutup. Jalur yang pada sisi jalannya dipenuhi pohon rindang  merupakan tempat yang rutin digunakan oleh Aparat untuk Razia kendaraan dalam sebulannya.Â
Pada saat Razia terlihat beberapa kendaraan terhenti cukup lama sambil menunggu Razia berakhir dan akhirnya kendaraanpun menumpuk.
Tertutupnya jalur tersebut menimbulkan cerita spekulatif yang berkembang di masyarakat. Jalan tersebut sengaja ditutup agar tdak ada lagi pelanggar lalu lintas yang bisa dengan mudah tancap gas bila ada Razia disekitar itu.
Tertutupnya kedua jalur tersebut membuat Panjang antrian kendaraan terutama bagi mereka yang bermukim di sekitar perbatasan Makassar -- Gowa.Â
Antrianya yang cukup Panjang. Untuk menuju kediaman mereka sebenarnya tidaklah terlalu jauh namun jalur yang tertutup mengharuskan mereka berputar cukup jauh melalui salah satu putaran yang dekat dengan kompleks perumahan BTN Pao-pao lalu selanjutnya menuju kota Makassar.