Bahkan saat Damon meminta bantuan dengan alasan yang begitu mulia---pendidikan anak---mereka tetap menutup mata. Pendidikan, katanya, adalah hak semua warga.
Tetapi di negeri ini, hak itu hanya dimiliki oleh mereka yang mampu membeli. Bagi mereka, rakyat kecil tidak lebih dari angka statistik yang bisa dipakai untuk meraup suara atau legitimasi kekuasaan.
Ketika Damon mencoba mengurus pinjaman di bank, ia menemukan proses yang berbelit-belit dan penuh hambatan. Mengapa ia tidak langsung meminta kepada para pejabat itu? Karena ia pernah mendengar janji mereka: "Kami akan membantu."
Namun, saat ia membutuhkan, janji itu hanya menjadi kabut. Hilang ketika disentuh. Damon akhirnya berpikir, mengapa mereka berjanji jika mereka tidak pernah berniat menepati?
Damon ingat pidato seorang tokoh partai beberapa bulan sebelumnya. Dengan suara lantang, tokoh itu berkata, "Pendidikan adalah senjata melawan kemiskinan. Anak-anak kita harus mengenyam pendidikan setinggi mungkin."
Ironisnya, anak Damon yang ingin mengenyam pendidikan justru dihalangi oleh mereka yang pernah membuat janji itu. Tokoh itu kini tidak bisa dihubungi, terlalu sibuk mengurus proyek besar lain, katanya.
Apa yang lebih menyakitkan bagi seorang ayah selain melihat impian anaknya hancur karena ketidak pedulian orang-orang yang katanya pemimpin rakyat?
Damon tidak marah lagi. Ia terlalu lelah untuk marah. Kini ia hanya tertawa, tawa pahit yang menggema di ruang hampa. Ia melihat para pejabat itu dengan senyum sinis.
Bukankah mereka sangat berbakat? Berbakat membuat rakyat percaya pada mimpi kosong, berbakat memainkan retorika penuh pesona, berbakat memperkaya diri tanpa merasa bersalah.
Damon ingin mengucapkan selamat kepada mereka. Mereka telah berhasil menguasai seni manipulasi. Dengan pakaian mahal, senyuman palsu, dan kata-kata manis, mereka telah memutarbalikkan fakta. Mereka adalah aktor terbaik dalam panggung politik negeri ini.
Slogan, visi, dan misi mereka membuat Ramon tertawa di dalam hati. Mereka mengatakan sebagai harapan baru, tanpa korupsi, penduduk asli, pemberani, peduli rakyat, dan sebagainya.