Tapi untuk Damon, untuk seorang bapak yang ingin melunasi kredit di bank agar bisa meminjam lagi demi anaknya, mereka mengatakan tidak ada uang.
Damon bertanya-tanya, apa yang dimaksud dengan "pengentasan kemiskinan"? Apakah itu hanya seremonial untuk mendapatkan pujian media? Atau itu sekadar istilah mewah yang dipakai untuk menghias pidato-pidato mereka?
Damon bukan rakyat bodoh. Ia mengamati bagaimana para pejabat itu hidup. Rumah mereka seperti istana, dikelilingi tembok tinggi. Makan malam mereka dihidangkan di meja panjang dengan makanan impor.
Anak-anak mereka bersekolah di luar negeri tanpa harus mengkhawatirkan pinjaman bank atau kredit macet.
Tapi ketika seorang Damon datang, memohon bantuan, mereka menutup pintu rapat-rapat. Damon bahkan tidak meminta secara cuma-cuma. Ia menawarkan jaminan, memohon waktu, dan menunjukkan kesungguhan.
Namun, para pejabat itu tidak punya waktu untuk rakyat seperti Damon. Mereka sibuk menghitung keuntungan proyek berikutnya atau membahas cara memenangkan pemilu berikutnya.
Pemberdayaan rakyat kecil? Hanya sebuah slogan.
Damon ingat bagaimana partai itu memulai. Dulu, mereka mengatakan bahwa partai mereka adalah partainya rakyat. Mereka menentang kesenjangan, mereka ingin memulihkan martabat orang kecil, mereka ingin memberi ruang bagi kaum tertindas.
Damon percaya. Ia ikut berdiri di barisan kampanye, mengorbankan waktunya, mendukung dengan penuh harap bahwa perubahan nyata akan datang.
Tetapi setelah menang, para tokoh partai itu lupa akan semua yang mereka janjikan. Solidaritas hanya berlaku untuk mereka yang berada di lingkaran kekuasaan.
Pemberdayaan berarti memperkaya mereka sendiri. Proyek-proyek besar yang katanya untuk rakyat, hanya jadi ladang uang bagi mereka. Rakyat seperti Damon? Mereka hanya alat, sekali pakai, lalu dibuang.