Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mimpi Buruk Damon Haverford-Sindiran Pedas untuk Penguasa dan Elit Partai

2 Desember 2024   09:39 Diperbarui: 2 Desember 2024   09:39 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.arahjuang.com

Dalam sebuah sudut negeri yang konon katanya sedang maju pesat, Damon Haverford berdiri di tepi jurang keputusasaan. Tangannya gemetar memegang secarik kertas bertuliskan jumlah utang yang kian menyesakkan dada.

Dia bukan orang bodoh, bukan pula malas. Damon adalah seorang warga biasa yang selama ini mempercayai janji-janji para pemimpin, tokoh partai, dan pejabat tinggi yang berseru lantang tentang pengentasan kemiskinan, pemberdayaan rakyat kecil, dan keadilan sosial.

Tapi semua itu hanya angan-angan. Omong kosong belaka.

Damon mengerti arti perjuangan. Ia telah menguras habis tabungannya, bahkan meminjam ke sana kemari demi mengupayakan masa depan lebih baik untuk anaknya.

Anak itu cerdas, penuh bakat, dan punya peluang untuk melanjutkan sekolah ke Perancis. Itu impian besar, namun Damon bukan orang kaya. Ia berharap dapat mengandalkan kebaikan hati dan solidaritas sesama anggota partai.

Bukankah partai selalu berkata bahwa mereka adalah rumah bagi rakyat kecil? Bukankah selama kampanye, mereka menjual mimpi bahwa setiap warga akan diberdayakan?

Namun, di hadapan kenyataan, semua itu lenyap.

Saat Damon mengetuk pintu rumah-rumah megah para pejabat dan tokoh partai, ia hanya disambut senyuman dingin, kata-kata penuh dalih, dan janji kosong. Mereka bilang, "Maaf, tidak ada dana."

Tidak ada dana? 

Damon melihat dengan matanya sendiri bahwa mereka punya lebih dari cukup. Mobil-mobil mewah berjejer di garasi mereka; beberapa bahkan terparkir tanpa disentuh. Kebun sawit mereka luas, menghasilkan panen dua kali dalam sebulan. Proyek pemerintah bernilai puluhan miliar rupiah mereka kendalikan dengan angkuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun