Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingkah Saya? Sebuah Wacana tentang Perasaan yang Terabaikan

1 November 2024   16:17 Diperbarui: 1 November 2024   16:32 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudut Pandang Pengirim

Aku menatap layar ponsel yang sepertinya tak mau beranjak dari status diam. Ada pesan di sana, sebuah pesan sederhana yang aku kirimkan sejak tiga hari lalu.

Kata-katanya singkat, penuh harap namun tidak menuntut: "Hai, gimana kabarnya? Semoga harimu menyenangkan." Bukan pesan yang aneh atau sulit dijawab, hanya bentuk perhatian kecil dari aku, seseorang yang peduli. Tapi... dia tidak membacanya.

Pikiranku tak berhenti memutar serangkaian skenario. Apa dia sibuk? Mungkin pekerjaannya benar-benar menyita waktu, atau mungkin dia sedang di tempat yang tanpa sinyal. Tapi, aku tahu itu tidak masuk akal.

Di zaman seperti sekarang, siapa yang tak membawa ponsel ke mana-mana? Dengan teknologi dan notifikasi yang terus menyalakan layar setiap menitnya, sangat sulit membayangkan dia tidak menyadari pesan itu.

Berulang kali aku memeriksa apakah ada tanda biru, tanda bahwa pesan sudah dibaca. Aku mulai merasa semakin kecil setiap kali memandang ikon pesan itu yang tetap saja abu-abu.

Mungkin aku terlalu berharap, atau mungkin aku memang menuntut perhatian yang seharusnya tak kumiliki. Mengapa dia tidak membalas? Bagiku, tidak ada hal yang lebih menghantui selain ketidakpastian.

2. Sudut Pandang yang Diabaikan

Di tengah kegelisahanku, pertanyaan itu terus menghantui. Tidak mungkin dia tidak tahu pesanku menunggu, tidak mungkin dia melewatkannya begitu saja. Apakah aku begitu tidak penting?

Di era di mana komunikasi terhubung dengan ketukan jari, tak membalas pesan seseorang terasa seperti mengabaikan kehadiran mereka dalam hidup kita. Sakit rasanya, menyadari betapa kecil peranku dalam dunianya, betapa aku mudah saja dilewatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun