Nikita Mirzani melambangkan tipe ibu yang harus mengambil peran yang lebih tegas dalam mendidik anak-anaknya. Ia tidak hanya bersikap lembut, tetapi juga mampu menunjukkan sisi tegas dan disiplin ketika dibutuhkan.
Tidak jarang, ia harus bersikap keras demi kebaikan anak-anaknya, terutama karena ia tidak bisa mengandalkan siapapun selain dirinya sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Istilah "Nikita Mirzani" pun mulai viral di media sosial, mengacu pada ibu-ibu yang harus berjuang dan bersikap tegas dalam mendidik anak, tanpa bisa sepenuhnya mengandalkan kelembutan semata.
Dalam konteks ini, istilah "Nikita Mirzani" menjadi simbol ketegasan dan kemandirian seorang ibu.
Para ibu yang merasa lelah dengan tuntutan untuk selalu sabar dan lembut akhirnya mengidentifikasi diri mereka dengan figur Nikita Mirzani yang lebih realistis, karena dalam banyak situasi, anak-anak membutuhkan disiplin dan aturan yang jelas untuk dapat tumbuh dengan baik.
Dinamika Antara Nikita Willy dan Nikita Mirzani
Istilah "Nikita Willy vs. Nikita Mirzani" yang viral ini mencerminkan dinamika pengasuhan anak yang dihadapi oleh ibu-ibu di era modern. Pada awalnya, banyak ibu yang mungkin mencoba mengikuti gaya pengasuhan yang lembut dan penuh kesabaran seperti yang diasosiasikan dengan Nikita Willy.
Namun, seiring berjalannya waktu, terutama ketika menghadapi tantangan yang nyata dalam mendidik anak-anak, mereka beralih kepada pendekatan yang lebih tegas dan realistis seperti yang digambarkan oleh sosok Nikita Mirzani.
Banyak ibu merasa bahwa pada awalnya mereka bisa bersikap lembut dan penuh kasih sayang seperti "Nikita Willy". Namun, ketika anak-anak mereka semakin sulit diatur, sering kali menolak untuk mendengarkan, atau menunjukkan sikap yang keras kepala, ibu-ibu ini merasa bahwa pendekatan kelembutan tidak lagi cukup.
Mereka merasa perlu menjadi lebih tegas, lebih berani untuk menetapkan aturan yang jelas, bahkan kadang harus bersikap lebih keras demi kebaikan anak-anak mereka. Di sinilah istilah "Nikita Mirzani" menjadi relevan, mewakili ibu-ibu yang harus berjuang sendiri dan bersikap lebih tegas dalam menghadapi tantangan pengasuhan.
Realitas Parenting di Era Digital