Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pak Khairul dan Ayam-Ayamnya

18 Oktober 2024   14:54 Diperbarui: 18 Oktober 2024   14:56 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Lihat tuh!" seru Pak Dullah marah-marah.

"Kalau sekali-dua kali sih bisa dimaafkan. Tapi ini sudah tiap hari, dan tiap hari juga aku harus bersihkan mobil karena ayam-ayam itu! Kalau begini terus, nanti mobilku jadi kandang ayam!"

Tak tahan lagi, beberapa tetangga akhirnya berunding. Mereka semua sepakat untuk berbicara baik-baik kepada Pak Khairul tentang ayam-ayamnya. Maka, berkumpullah mereka di rumah Pak Dullah, yang memimpin pertemuan ini.

"Pak Khairul ini orangnya baik sebenarnya," kata Pak Dullah memulai. "Tapi ayamnya... ah, sudahlah. Kita perlu bicara baik-baik sama dia."

Namun, Pak Dullah yang terkenal paling berani ini rupanya tetap merasa gugup. "Bagaimana kalau dia ceramah panjang lagi?" gumamnya khawatir.

Tetangga-tetangga lainnya pun mengangguk-angguk. Mereka semua tahu, bicara dengan Pak Khairul tidaklah mudah. Begitu ia mulai bicara soal agama, bisa-bisa topik ayam terlupakan dan mereka malah dapat ceramah gratis.

Meski begitu, pertemuan ini membulatkan tekad. Mereka pun mendatangi rumah Pak Khairul dengan hati-hati. Saat sampai di sana, mereka disambut oleh Pak Khairul yang sedang duduk santai di teras dengan teh manis dan sebuah buku agama tebal di tangannya.

"Ada apa ini, tetangga-tetangga sekalian?" tanyanya dengan senyum lebar. "Alhamdulillah, ini bisa kita jadikan ajang silaturahmi. Ada yang ingin didiskusikan?"

Pak Dullah berdeham. "Eh, iya, Pak Khairul. Sebenarnya, kami mau membicarakan soal ayam-ayam, Pak."

"Ayam?" Pak Khairul mengerutkan dahi, tampak bingung. "Ayam yang mana?"

"Ayam-ayam Bapak," lanjut Pak Dullah dengan hati-hati. "Ayam-ayam Bapak itu, kan, sering berkeliaran, masuk ke halaman orang, mengais-ngais tanaman... ya, maaf, Pak, kadang juga... buang kotoran di teras orang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun