Teknologi deepfake telah menjadi ancaman serius di era digital, di mana identitas visual seseorang dapat diambil dan digunakan untuk tujuan yang merugikan. Ketika teknologi ini digabungkan dengan platform media sosial yang viral seperti Tik Tok, potensi kerugian bagi korban semakin besar.
Selain itu, penipuan semacam ini juga merugikan Baim Wong sebagai individu, karena merusak reputasi dan citra dirinya di mata masyarakat.
4. Kurangnya Literasi Digital Masyarakat
Salah satu penyebab utama mengapa penipuan dengan menggunakan wajah Baim Wong atau selebriti lainnya berhasil adalah rendahnya literasi digital di kalangan masyarakat.
Meskipun Indonesia memiliki populasi pengguna internet dan media sosial yang besar, tingkat literasi digital atau pemahaman masyarakat mengenai cara kerja internet dan ancaman-ancaman yang ada di dalamnya masih tergolong rendah.
Sebagian besar pengguna Tik Tok, terutama yang berusia muda atau kurang berpengalaman dalam dunia digital, tidak memiliki pengetahuan atau kesadaran yang cukup untuk mendeteksi tanda-tanda penipuan.
Mereka tidak terbiasa untuk memverifikasi informasi atau akun sebelum mempercayainya, apalagi jika informasi tersebut disampaikan oleh figur publik yang mereka hormati dan kagumi.
Penipu memanfaatkan ketidaktahuan ini dengan menciptakan akun palsu atau konten yang seolah-olah datang dari Baim Wong, dan korban yang tidak memiliki kemampuan untuk memeriksa keaslian informasi tersebut sering kali langsung mempercayainya.
Dalam kasus-kasus seperti ini, para korban mungkin berpikir bahwa mereka sedang berinteraksi langsung dengan selebriti, padahal kenyataannya mereka sedang dimanipulasi oleh penipu yang lihai.
5. Aspek Psikologis: Kepercayaan dan Identifikasi Sosial
Dari perspektif psikologis, fenomena ini juga dapat dijelaskan dengan teori kepercayaan dan identifikasi sosial.