Meskipun demikian, Komeng tidak pernah kehilangan identitasnya sebagai seorang yang humoris. Di berbagai kesempatan, ia kerap kali mencairkan suasana tegang dalam rapat dengan komentar-komentar lucu yang tetap relevan dengan topik yang sedang dibahas.
Bahkan sewaktu pelantikan, dia sempat melawak spontan. Jangan dorong-dorong, memangnya saya mobil mogok? Kontan saja yang mendengarnya pada tertawa.
Humor, menurutnya, adalah alat yang ampuh untuk membuat orang lebih rileks dan terbuka dalam berdiskusi, sehingga keputusan yang diambil bisa lebih bijak dan tepat sasaran.
Komeng dan Aspirasi Rakyat
Sebagai anggota dewan pusat, Komeng berfokus pada beberapa isu utama yang ia yakini sangat penting untuk diperjuangkan. Salah satunya adalah masalah kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat kecil.
Komeng percaya bahwa kemiskinan adalah salah satu masalah utama yang harus segera diatasi oleh pemerintah. Ia berkomitmen untuk mendorong adanya program-program yang mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat, terutama di daerah-daerah yang selama ini terpinggirkan.
Komeng juga vokal dalam memperjuangkan hak-hak pekerja seni. Sebagai mantan pelawak dan artis, ia paham betul tantangan yang dihadapi oleh para pekerja seni, terutama dalam hal perlindungan hak cipta dan kesejahteraan.
Banyak pelaku seni di Indonesia yang tidak mendapatkan penghargaan yang layak atas karya-karya mereka, dan Komeng merasa ini adalah tanggung jawabnya untuk memperjuangkan hak-hak tersebut di parlemen.
Selain itu, Komeng juga menaruh perhatian besar pada sektor pendidikan. Ia percaya bahwa pendidikan adalah kunci utama untuk mengatasi berbagai masalah sosial di Indonesia.
Oleh karena itu, ia mendukung penuh upaya-upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama di daerah-daerah terpencil yang sering kali kurang mendapatkan perhatian.
Komeng ingin memastikan bahwa setiap anak Indonesia, di mana pun mereka berada, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan yang berkualitas.