Perjalanan bisnis global telah menyaksikan sejumlah merek-merek besar yang dulunya mendominasi pasar, akhirnya mengalami kemunduran, bahkan hilang dari peredaran.
Beberapa perusahaan yang dulu merupakan pemimpin pasar dalam industri mereka, seperti Kodak, Nokia, Sony, Fuji, Netscape, Yahoo, dan lainnya, kini hanya menjadi cerita sejarah, atau setidaknya kehilangan dominasi mereka yang pernah begitu kuat.
Salah satu faktor utama yang sering diidentifikasi sebagai penyebab kejatuhan mereka adalah ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi, pasar, dan perilaku konsumen.
Selain itu, faktor lain yang berperan signifikan adalah kesombongan manajemen, yang merasa aman dalam dominasi pasar mereka sehingga mengabaikan inovasi dan perkembangan.
1. Ketidakmampuan Menyesuaikan Diri dengan Perubahan
Di dunia yang selalu bergerak cepat dengan perkembangan teknologi yang signifikan, adaptasi menjadi kunci keberhasilan. Merek-merek besar yang dulu mendominasi seringkali tidak mampu mengantisipasi atau beradaptasi dengan perubahan ini, dan akibatnya, mereka tertinggal oleh kompetitor yang lebih inovatif.
Kodak: Gagal Beradaptasi dengan Era Digital
Salah satu contoh paling klasik dalam kejatuhan merek besar adalah Kodak. Pada akhir abad ke-20, Kodak adalah nama besar dalam industri fotografi. Mereka memonopoli pasar film fotografi dan produk-produk terkait selama beberapa dekade.
Namun, ketika kamera digital mulai muncul pada awal 1990-an, Kodak tidak merespons dengan cepat. Ironisnya, Kodak sebenarnya memiliki teknologi kamera digital pertama yang ditemukan oleh insinyurnya pada tahun 1975, tetapi perusahaan memilih untuk tidak mengembangkannya karena takut bahwa teknologi tersebut akan menggerus pasar utama mereka---film fotografi.
Keputusan ini ternyata fatal. Di tengah booming kamera digital pada 2000-an, Kodak terlambat untuk memasuki pasar dengan strategi yang kuat.
Kompetitor seperti Canon dan Nikon mengambil alih pasar dengan teknologi digital, sementara Kodak tetap bergantung pada film. Ketidakmampuan mereka untuk meninggalkan zona nyaman dan merangkul inovasi menjadi penyebab utama kejatuhan perusahaan ini.