Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tingkat Kejahatan di Indonesia Meningkat

23 September 2024   07:19 Diperbarui: 23 September 2024   07:20 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejahatan di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Berbagai macam bentuk kejahatan seperti pembunuhan, korupsi, hingga tawuran remaja, menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan.

Setiap hari kita mendengar kabar-kabar buruk tentang tindakan kriminal yang dilakukan tanpa perasaan dan moralitas, seakan-akan pelaku kejahatan telah kehilangan rasa kemanusiaan dan empati.

Hal ini menjadi sebuah fenomena yang sangat bertolak belakang dengan citra masyarakat Indonesia yang selama ini dikenal sebagai bangsa yang santun, ramah, dan penuh tata krama.

Lantas, mengapa keadaan sekarang bisa berubah sedemikian rupa? Apakah ada sesuatu yang salah dalam tatanan sosial, budaya, atau mungkin sistem hukum kita?

Salah satu faktor yang diduga menjadi penyebab meningkatnya kejahatan di Indonesia adalah ketidakmampuan aparat penegak hukum dalam menjalankan tugasnya dengan tegas dan efektif.

Banyak laporan yang menunjukkan bahwa preman dan pelaku kriminal berkeliaran di tengah masyarakat tanpa ditertibkan, seolah-olah hukum telah kehilangan taringnya.

Ketidakmampuan dalam menegakkan hukum ini memberikan ruang bagi pelaku kriminal untuk merasa leluasa dalam melakukan aksi mereka tanpa takut akan konsekuensi hukum yang serius.

Selain itu, masyarakat juga mulai merasakan ketidakadilan dalam penanganan kasus kejahatan, di mana orang-orang yang seharusnya bertanggung jawab atas kejahatan yang mereka lakukan bisa melenggang bebas tanpa adanya hukuman yang setimpal.

Fenomena ini membuat masyarakat semakin kehilangan kepercayaan terhadap sistem hukum yang seharusnya melindungi mereka.

Selain ketidakmampuan aparat penegak hukum, masalah lain yang turut berkontribusi terhadap maraknya kejahatan di Indonesia adalah rendahnya disiplin di berbagai kalangan masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.

Tawuran remaja yang semakin sering terjadi adalah salah satu contoh konkret dari permasalahan ini. Anak-anak muda terlibat dalam aksi kekerasan kelompok yang sering kali berakhir dengan jatuhnya korban jiwa.

Salah satu segi mengapa pelaku lejahatan oitu susahkan ditertibkan, adalah karena para pelakuknya juga banyak anak pejabat yang terlibat, jadi cenderung dilindungi oleh oknum.

Hal ini mencerminkan betapa lemahnya kontrol sosial yang ada di lingkungan mereka. Banyak di antara mereka yang tidak memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya nilai-nilai moral dan hukum, sehingga mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan kriminal.

Tawuran yang terjadi secara berulang-ulang ini juga menunjukkan bahwa tidak ada upaya serius dari pihak berwenang untuk menertibkan dan membina anak-anak muda tersebut, sehingga perilaku kekerasan ini terus berulang.

Masalah kedisiplinan ini tidak hanya terjadi di kalangan anak muda, tetapi juga di lingkungan pendidikan. Sebagai lembaga yang seharusnya menjadi tempat untuk mendidik dan membina karakter generasi penerus bangsa, sekolah-sekolah di Indonesia sering kali gagal menjalankan perannya dengan baik.

Banyak siswa yang datang ke sekolah hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban formal tanpa ada kesadaran untuk benar-benar belajar dan menimba ilmu. Di sisi lain, banyak guru yang justru sibuk dengan urusan pribadi mereka, seperti bermain ponsel, daripada memberikan perhatian penuh pada proses pembelajaran.

Kurangnya disiplin di lingkungan sekolah ini menciptakan generasi muda yang tidak hanya kurang berpengetahuan, tetapi juga kurang memiliki nilai-nilai moral dan etika yang seharusnya menjadi pondasi mereka dalam menghadapi kehidupan di masa depan.

Tidak hanya di lingkungan sekolah, masalah kedisiplinan juga terjadi di kalangan aparatur negara dan pegawai pemerintahan. Korupsi masih menjadi penyakit yang menggerogoti birokrasi di Indonesia.

Meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas korupsi, kenyataannya masih banyak pejabat negara yang terlibat dalam kasus-kasus korupsi. Bahkan, sebagian dari mereka masih bisa hidup nyaman dan bebas dari jeratan hukum meskipun telah terbukti melakukan tindakan yang merugikan negara.

Korupsi ini tidak hanya merugikan perekonomian negara, tetapi juga menciptakan ketidakadilan di masyarakat. Orang-orang yang seharusnya dihukum karena tindakan kriminal mereka justru bisa lolos dari jeratan hukum dengan berbagai cara, mulai dari suap hingga koneksi politik. Fenomena ini semakin memperburuk citra penegakan hukum di mata masyarakat.

Ketidakberesan yang terjadi di berbagai sektor ini jelas menunjukkan bahwa ada sesuatu yang salah dalam sistem yang ada di Indonesia. Pemerintah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas jalannya negara ini perlu segera mengambil langkah-langkah konkret untuk memperbaiki keadaan.

Tidak cukup hanya dengan membuat peraturan dan kebijakan yang tampaknya bagus di atas kertas, tetapi juga diperlukan implementasi yang tegas dan konsisten di lapangan. Aparat penegak hukum perlu dibekali dengan kewenangan dan dukungan yang cukup untuk dapat menindak tegas pelaku kejahatan, tanpa pandang bulu.

Selain itu, pendidikan moral dan etika juga harus ditekankan kembali di sekolah-sekolah untuk membentuk generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan bermoral.

Karena tidak adanya etika dan pendidikan moral serta kurangnya pengetahuan akan baik dan buruk, maka masyarakat cenderung suka bertindak tanpa perasaan dan empati terhadap orang lain.

Tetapi salahnya sudah menggangap diri hebat dan pintar, sehingga sok mengatur dan sok berkuasa serta parahnya lagi sok suci. Padahal da tidak tahu apa-apa dan bertindak klejam terhadap orang lain.

Di sisi lain, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya kejahatan. Setiap individu perlu memiliki kesadaran untuk tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum, serta berani melaporkan tindak kejahatan yang mereka lihat atau alami.

Dengan adanya kerja sama antara pemerintah, aparat penegak hukum, dan masyarakat, diharapkan fenomena kejahatan yang semakin marak ini dapat ditekan dan Indonesia bisa kembali menjadi negara yang aman dan damai.

Pemerintah juga harus lebih terbuka terhadap kritik yang disampaikan oleh masyarakat. Kritikan tidak seharusnya dianggap sebagai bentuk permusuhan, melainkan sebagai masukan yang konstruktif untuk memperbaiki keadaan.

Terlalu sering kita melihat pejabat pemerintah yang alergi terhadap kritik, padahal kritik yang sehat adalah bagian dari demokrasi yang sehat pula. Pemerintah harus mau mendengarkan keluhan masyarakat, terutama terkait dengan isu-isu yang menyangkut keamanan dan ketertiban. Jika pemerintah terus menutup telinga terhadap kritik, maka masalah yang ada tidak akan pernah terselesaikan, bahkan bisa semakin memburuk.

Selain itu, penting bagi pemerintah untuk memperkuat sistem pendidikan karakter di semua jenjang pendidikan. Dengan membekali generasi muda dengan nilai-nilai moral yang kuat, diharapkan mereka dapat tumbuh menjadi individu yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas tinggi dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat.

Pola penataran P4 Pola 17 jam untuk SMP, pola 25 jam untuk SMA dan pola 100 jam untjuk perguruan tinggi seperti yang pernah dilakuan di tahun 1980-an perlu diaktifkan lagi, sehingga anak-anak sungguh mendapatkan pendidikan moral dan budi pekerti.

Pendidikan karakter ini tidak hanya harus diterapkan di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga dan masyarakat. Orang tua perlu memberikan contoh yang baik kepada anak-anak mereka dalam hal kedisiplinan, kejujuran, dan empati terhadap sesama.

Di tengah berbagai permasalahan yang ada, harapan masih tetap ada. Indonesia adalah negara yang besar dengan potensi yang luar biasa. Dengan tekad dan usaha yang keras dari semua pihak, kita dapat mengatasi berbagai tantangan yang ada dan membangun bangsa yang lebih baik di masa depan.

Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada kemauan untuk berubah dan berbuat lebih baik. Kejahatan dan kekerasan memang menjadi momok yang menakutkan, tetapi dengan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, dan aparat penegak hukum, kita bisa menciptakan Indonesia yang lebih aman, damai, dan sejahtera bagi semua.

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun