Pemindahan penduduk dari wilayah yang akan terendam oleh bendungan juga menjadi isu yang sensitif. Sejarah mencatat bahwa proyek-proyek pembangunan besar seperti ini kerap kali diikuti dengan relokasi paksa masyarakat lokal, yang seringkali dilakukan tanpa konsultasi yang memadai atau kompensasi yang layak (Scudder, 2005).
Relokasi dapat memutus ikatan sosial dan budaya masyarakat dengan tanah leluhur mereka, yang pada akhirnya berpotensi menyebabkan krisis identitas budaya dan sosial.
Potensi Manfaat Pembangunan Bendungan
Meskipun dampaknya besar, pembangunan bendungan di Sungai Mentarang juga menawarkan sejumlah manfaat yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya adalah potensi penyediaan listrik yang stabil dan bersih bagi Ibu Kota Negara yang baru.
Kalimantan memiliki potensi besar dalam pengembangan energi terbarukan, khususnya energi air, yang dapat mendukung transisi Indonesia menuju penggunaan energi bersih dan berkelanjutan.
Dengan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, pembangunan PLTA di Sungai Mentarang berpotensi mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan. Selain itu, bendungan juga dapat membantu mengendalikan banjir di wilayah Kalimantan Utara yang rentan terhadap banjir tahunan.
Peningkatan curah hujan akibat perubahan iklim telah memperburuk risiko banjir di banyak wilayah di Indonesia, dan bendungan dapat berfungsi sebagai solusi untuk mengatur debit air sungai dan mengurangi dampak banjir bagi permukiman di hilir.
Strategi Mitigasi Dampak Pembangunan Bendungan
Untuk meminimalkan dampak negatif dari pembangunan bendungan di Sungai Mentarang, beberapa langkah mitigasi dapat diambil.
Pertama, perlindungan terhadap flora dan fauna endemik harus menjadi prioritas. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membangun koridor ekologi yang memungkinkan spesies darat dan air untuk tetap berinteraksi dengan habitat alami mereka di luar area yang terpengaruh oleh bendungan.
Kedua, penanganan limbah dan sedimentasi perlu diatur dengan ketat untuk mencegah penurunan kualitas air yang bisa berdampak pada ekosistem sungai. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menerapkan sistem manajemen sedimen yang canggih, yang dapat mengurangi akumulasi sedimen di reservoir bendungan dan menjaga kelangsungan hidup organisme air.