Dampak Lingkungan Pembangunan Bendungan
Salah satu dampak terbesar dari pembangunan bendungan besar di Sungai Mentarang adalah perubahan ekosistem yang signifikan. Bendungan besar cenderung mengubah aliran alami sungai, yang pada gilirannya mempengaruhi habitat air tawar.
Ekosistem sungai yang kompleks dan rapuh dapat rusak secara permanen akibat perubahan aliran air, kualitas air, dan fragmentasi habitat.
Dalam konteks Sungai Mentarang, fauna yang paling terancam adalah spesies ikan endemik yang bergantung pada dinamika aliran sungai untuk berkembang biak dan mencari makan.
Dengan dibangunnya bendungan, pola aliran air yang alami akan berubah drastis, menyebabkan terganggunya siklus hidup ikan dan organisme air lainnya. Selain itu, bendungan dapat mempengaruhi suhu air dan konsentrasi oksigen terlarut, yang penting bagi kehidupan biota akuatik.
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan drastis pada kondisi lingkungan air dapat menyebabkan kepunahan lokal beberapa spesies yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut (Poff et al., 2007).
Tidak hanya ekosistem perairan yang terdampak, pembangunan bendungan juga akan mengakibatkan penggenangan wilayah daratan yang luas. Proses penggenangan ini akan menyebabkan hilangnya habitat darat yang penting bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan, termasuk yang terancam punah.
Selain itu, hilangnya hutan akibat penggenangan akan melepaskan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer, yang berkontribusi pada perubahan iklim global (Fearnside, 2005).
Dampak Sosial dan Budaya
Selain dampak lingkungan, pembangunan bendungan di Sungai Mentarang juga menimbulkan tantangan sosial dan budaya yang tidak kalah signifikan. Masyarakat adat yang tinggal di sekitar Sungai Mentarang telah lama menjalin hubungan yang erat dengan lingkungan alam sekitarnya.
Sungai dan hutan di wilayah ini bukan hanya sebagai sumber daya material, tetapi juga memiliki nilai spiritual dan budaya yang mendalam bagi mereka. Pengalihan fungsi sungai dan penggenangan wilayah adat dapat mengakibatkan hilangnya tempat-tempat keramat, situs budaya, dan sumber mata pencaharian tradisional yang bergantung pada keberadaan sungai.