Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Keunikan Bahasa Suku Dayak Dohoi Uut Danum, Fenomena Linguistik di Kalimantan

11 September 2024   05:07 Diperbarui: 13 September 2024   08:01 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: pesonaindonesa.kompas.com

Namun, terdapat perbedaan mendasar: masyarakat Dayak Dohoi Uut Danum juga menggunakan pengucapan huruf "R" dan "L" dengan cara yang mirip dengan bahasa Indonesia atau bahasa lainnya, meskipun terdapat perbedaan yang jelas dalam konteks tertentu.

Fenomena ini menjadikan bahasa mereka unik dan menantang untuk dipahami, baik oleh penutur asli maupun oleh peneliti bahasa.

Pengucapan huruf "L" dalam bahasa Dayak Dohoi Uut Danum dapat dibagi menjadi beberapa kategori. Pertama, ada "L murni," seperti dalam kata gulau-gulau yang berarti bercengkerama atau berbicara ringan, dan laba yang berarti ikan Juara.

Kedua, ada pengucapan huruf "LL" yang menyerupai pengucapan huruf "L" dalam bahasa Jepang, seperti pada kata pollot (patah), ballik (bohong), dan kellat (kemaluan laki-laki).

Ketiga, pengucapan huruf "R" juga digunakan, seperti pada kata barik (nasi) dan korot (kayu kepuak), karit (habis benar).

Perbedaan pengucapan ini bukan hanya sebatas variasi fonetik, tetapi juga membawa makna yang berbeda dalam bahasa mereka. Sebagai contoh, kata "kolam" yang berarti kolam ikan, "koram" yang berarti kerakusanmu, dan "kollam" yang berarti anting-anting, memiliki arti yang sangat berbeda meskipun pengucapannya mirip.

Perbedaan dan Keunikan Fonem dalam Bahasa Dayak Dohoi Uut Danum

Fenomena perbedaan pengucapan fonem "L" dan "R" dalam bahasa Dayak Dohoi Uut Danum ini menarik perhatian karena menunjukkan adanya keragaman dalam penggunaan fonem yang tidak umum ditemukan dalam bahasa lain, terutama dalam bahasa-bahasa di Indonesia.

Dalam linguistik, fenomena ini bisa dianggap sebagai salah satu bentuk variasi fonetis yang memperkaya studi tentang bunyi bahasa.

Misalnya, dalam pengucapan kata seperti kollam (anting-anting), penulis menggunakan dua huruf "L" untuk menunjukkan bahwa pengucapannya mirip dengan huruf "L" dalam bahasa Jepang.

Ini adalah solusi sementara yang digunakan karena tidak adanya huruf atau simbol IPA (International Phonetic Alphabet) yang dapat secara tepat menggambarkan suara tersebut dalam sistem penulisan Latin yang biasa digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun