Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Sebuah Pelajaran tentang Kesederhanaan, Toleransi, dan Efisiensi

4 September 2024   08:39 Diperbarui: 4 September 2024   14:02 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Paus Fransiskus. (Foto: Kompas/Hendra Setyawan)

Beberapa hari yang lalu, Indonesia menjadi tuan rumah bagi seorang tamu istimewa, yaitu Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi dari 1,4 milyar umat Gereja Katolik Roma.

Kunjungan ini menjadi sorotan penting, mengingat Indonesia adalah negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia. Sementara umat Katolik di Indonesia hanya berjumlah sekitar 12,5 juta jiwa atau sekitar 4,6 persen dari total 270 juta penduduk.

Meskipun demikian, kedatangan Paus Fransiskus justru membawa pesan yang mendalam dan pelajaran berharga bagi seluruh lapisan masyarakat, tak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dari kunjungan Paus tersebut, setidaknya ada tiga hal penting yang dapat kita pelajari: kesederhanaan dalam kehidupan, tingginya toleransi umat Muslim Indonesia, dan efisiensi dalam pemilihan pemimpin.

Kesederhanaan Paus Fransiskus: Sebuah Teladan bagi Semua

Paus Fransiskus dikenal luas sebagai seorang pemimpin yang hidup dalam kesederhanaan. Walaupun ia adalah pemimpin dari 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia dan kepala negara Vatikan, ia memilih untuk hidup jauh dari kemewahan.

Hal ini jelas terlihat selama kunjungannya ke Indonesia. Sebagai seorang pemimpin tertinggi Gereja Katolik, ia bisa saja meminta fasilitas mewah, tetapi Paus memilih untuk melakukan hal sebaliknya.

Ketika tiba di Indonesia, ia menaiki sebuah mobil sederhana, Toyota Innova Zenix, yang jauh dari kesan mewah (meskipun bagi masyarakat miskin tetap mahal). Tidak hanya itu, alih-alih menginap di hotel berbintang lima seperti yang biasa dilakukan oleh banyak pejabat tinggi atau kepala negara lainnya, Paus Fransiskus memilih untuk tinggal di kedutaan Vatikan yang sederhana.

Selain itu, jam tangan yang di pakainya juga bermerek Casio seri MQ 24 7B2 yang harganya hanya Rp. 200.000,-. bayangkan saja, masyarakat Indonesia saja banyak yang memakai jam tangan seharga lebih dari 1 miliar rupiah.

Pilihan ini tentu saja mengundang decak kagum dari berbagai pihak. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa seorang pemimpin besar seperti Paus Fransiskus memilih untuk hidup dengan sangat sederhana? Jawabannya mungkin terletak pada nilai-nilai yang dipegang teguh oleh Paus Fransiskus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun