Penderita diabetes sering kali disarankan untuk mengganti gula pasir dengan pemanis alternatif yang memiliki indeks glikemik lebih rendah, seperti gula merah yang terbuat dari nira kelapa atau aren.
Gula merah memiliki kandungan sukrosa yang lebih rendah dibandingkan gula pasir dan juga mengandung sejumlah kecil nutrisi seperti kalium, magnesium, dan zat besi.
Oleh karena itu, gula merah dianggap sebagai pilihan yang lebih sehat bagi penderita diabetes, meskipun tetap harus dikonsumsi dalam jumlah yang terbatas.
Namun, ketika gula merah yang seharusnya menjadi alternatif yang lebih aman justru dicampur dengan gula pasir, manfaat kesehatan yang diharapkan hilang, dan risiko kesehatan yang ditimbulkan menjadi lebih besar.
Penderita diabetes yang tidak menyadari bahwa mereka mengonsumsi gula merah palsu bisa mengalami komplikasi yang serius akibat lonjakan gula darah yang tidak terkendali.
Peran Pemerintah dalam Menangani Masalah Pemalsuan Gula Merah
Masalah pemalsuan gula merah bukanlah sekadar isu ekonomi atau perdagangan, melainkan juga isu kesehatan masyarakat yang sangat serius.
Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi warganya dari produk-produk yang berpotensi membahayakan kesehatan, termasuk gula merah palsu yang dapat membahayakan penderita diabetes.
Salah satu langkah yang bisa diambil oleh pemerintah adalah memperketat pengawasan terhadap produksi dan distribusi gula merah.
Ini bisa dilakukan dengan cara memperkenalkan standar kualitas yang lebih ketat untuk produk gula merah, serta melakukan inspeksi rutin terhadap produsen gula merah.
Pemerintah kan punya departemen dan karyawan untuk mengawasi hal ini, manfaatkanlah mereka untuk bekerja, agar tidak makan gaji buta saja. Makan gaji buta itu berdosa lho, jangan sampai di akhirat nanti menerima balasannya.