"Mungkin mereka memang tidak peduli, Bu. Karena memang berduit dan tidak merasakan masyarakat yang kekurangan atau tidak ada duit. Atau mungkin ada yang diuntungkan dengan kenaikan harga ini?"Â kata Bu Siti.
"Kalau begitu, kita harus bagaimana, Bu Siti? Masa kita terus-terusan tertekan begini?"Â kata Rina.
"Kita mungkin bisa coba cari informasi lebih lanjut, ajak yang lain untuk bersuara. Biar pemerintah tahu kalau kita susah,"Â kata bu Siti geram.
"Ide bagus, Bu Siti. Kita harus kompak. Kalau kita diam saja, nasib kita tidak akan berubah,"Â seru Bu Rina setuju dan penuh semangat.
Sementara itu di sebuah kantor pemerintah setempat, para pejabat tampak sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Di sebuah ruangan, dua staf muda sedang berbicara tentang kenaikan harga gas dan respons pemerintah yang minim.
"Kamu tahu nggak, ada banyak keluhan dari masyarakat soal harga gas yang naik. Tapi, sepertinya pemerintah belum bertindak apa-apa,"Â ujar Staf 1.
"Iya, saya dengar. Banyak yang protes, tapi di sini belum ada langkah konkret yang diambil,"Â tukas Staf 2 membenarkan.
"Apa mungkin mereka memang sengaja membiarkan? Ada rumor kalau ini strategi untuk mengendalikan pasar,"Â bisik Staf 1 perlahan, sepertinya takut dinding mendengar.
"Wah, kalau begitu kasihan masyarakat. Mereka yang paling terdampak. Kita harusnya membantu mereka, bukan malah membiarkan,"Â bisik Staf 2 juga perlahan.
"Benar. Kita harus cari cara untuk menyampaikan ini ke atasan. Mungkin ada kebijakan yang bisa diubah,"Â desah Staf 1.
"Saya setuju. Kalau kita bisa membuat laporan yang solid, mungkin mereka akan mendengarkan,"Â kata Staf 2.