Pada suatu hari di sebuah kota kecil, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Ardi. Ardi adalah anak yang cerdas dan ceria. Ia selalu memiliki semangat yang tinggi untuk belajar dan bermain bersama teman-temannya.
Namun, segalanya berubah ketika Ardi mulai mengenal ponsel pintar atau yang lebih sering disebut HP.
Semua berawal ketika Ardi mendapatkan hadiah ulang tahun dari orang tuanya. Sebuah HP terbaru dengan fitur yang sangat canggih. Awalnya, HP tersebut diberikan sebagai alat bantu belajar.
Namun, seiring waktu, HP tersebut justru membawa dampak yang buruk bagi kehidupan Ardi. Hari demi hari, Ardi semakin sering menghabiskan waktu dengan HP-nya. Ia bermain game, menonton video, dan berselancar di media sosial.
Ardi yang dulunya rajin belajar dan selalu mendapatkan nilai bagus di sekolah, kini mulai menunjukkan penurunan dalam prestasinya. Tugas-tugas sekolahnya terbengkalai, dan ia sering kali terlambat mengumpulkan PR.
Pagi itu, saat matahari mulai terbit, ibu Ardi memanggilnya untuk sarapan. Namun, Ardi tidak segera bangun. Ia masih asyik dengan HP-nya, bermain game hingga larut malam.
"Ardi, bangun! Sudah pagi, saatnya sarapan dan bersiap-siap untuk sekolah," kata ibu dengan nada lembut. Namun, Ardi hanya menjawab singkat, "Iya, Bu. Nanti." Tanpa niat untuk segera bangun.
Setelah beberapa saat, ibu Ardi kembali memanggilnya dengan suara yang lebih keras. "Ardi, bangun sekarang juga! Kamu bisa terlambat ke sekolah."
Ardi merasa kesal dan menjawab dengan nada kasar, "Iya, Bu! Jangan cerewet!"
Ibu Ardi terkejut dan sedih mendengar nada bicara Ardi yang tidak sopan. Padahal, Ardi dulu adalah anak yang selalu berbicara dengan lembut dan hormat kepada orang tuanya.
Kebiasaan buruk Ardi tidak hanya mempengaruhi sikapnya, tetapi juga kesehatan fisiknya. Ardi semakin sering berbaring di tempat tidur dengan HP di tangannya. Aktivitas fisiknya sangat berkurang.