Tren di mana generasi muda menghabiskan lebih banyak waktu dengan teknologi daripada berinteraksi dengan orang tua adalah fenomena yang terjadi di banyak bagian dunia, tidak hanya di Indonesia. Beberapa faktor yang mungkin memengaruhi ini adalah:
Teknologi dan Ketergantungan: Gadget, internet, dan media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Generasi muda sering kali sangat terbiasa dengan teknologi ini, membuat mereka lebih tertarik pada interaksi virtual daripada interaksi langsung.
Kurangnya Batasan Waktu: Ketergantungan pada gadget sering kali tidak diatur dengan baik oleh orang tua. Kurangnya batasan waktu yang sehat untuk menggunakan teknologi bisa menyebabkan generasi muda menghabiskan terlalu banyak waktu di sana.
Kurangnya Keterampilan Sosial: Keterampilan komunikasi dan interaksi sosial dengan orang tua dan orang dewasa bisa terganggu karena kurangnya latihan. Ini dapat mengakibatkan kesenjangan komunikasi antara generasi muda dan orang tua mereka.
Perbedaan Generasi: Generasi muda sering memiliki pandangan dan gaya hidup yang berbeda dari generasi orang tua mereka. Ini bisa menciptakan kesenjangan dalam pemahaman dan komunikasi di antara keduanya.
Stres dan Frustrasi: Ketika generasi muda menghadapi kesulitan dalam hal pekerjaan atau tugas yang tidak bisa mereka lakukan, mereka mungkin merasa frustrasi. Frustrasi ini dapat diekspresikan melalui emosi negatif seperti kemarahan dan membentak orang tua.
Penting untuk mengatasi masalah ini dengan pendekatan yang seimbang dan bijaksana:
Batasan Waktu dan Pengawasan: Menetapkan batasan waktu yang wajar untuk penggunaan gadget dapat membantu menghindari ketergantungan yang berlebihan.
Komunikasi Terbuka: Membangun komunikasi yang terbuka antara generasi muda dan orang tua sangat penting. Diskusi tentang manfaat dan risiko penggunaan teknologi perlu dilakukan dengan bijaksana.
Membangun Keterampilan Sosial: Memfasilitasi aktivitas yang mendorong interaksi sosial yang sehat di luar teknologi, seperti olahraga, seni, atau kegiatan komunitas, dapat membantu memperbaiki keterampilan komunikasi generasi muda.
Membangun Empati: Orang tua dan generasi muda perlu mencoba memahami perspektif satu sama lain untuk mengatasi perbedaan yang mungkin muncul.
Melalui pendekatan yang empatik dan kesadaran akan perubahan zaman, diharapkan dapat mengurangi kesenjangan antar generasi dan membangun hubungan yang lebih harmonis antara generasi muda dan orang tua mereka.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H