Rifka berjalan melintasi desa dengan hati yang sedikit terluka oleh perlakuan pemilik toko sebelumnya.
Beberapa hari kemudian, Rifka menemukan sebuah toko kelontong kecil yang terletak di ujung desa. Toko ini tidak terlalu besar, tetapi atmosfernya terasa hangat dan menyenangkan.
Rifka memasuki toko tersebut dengan hati yang sedikit khawatir, namun dia disambut dengan senyuman ramah oleh pemilik toko.
"Wah, selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?" tanya pemilik toko dengan ramah.
Rifka tersenyum lega. Dia merasa dihargai dan disambut dengan baik di toko ini. Dia menjelaskan apa yang dia butuhkan dan pemilik toko dengan sabar membantu mencarikan barang yang diinginkan.
Setelah beberapa menit, Rifka berhasil menemukan semua barang yang dia butuhkan dan dia membayar dengan senyum di wajahnya.
Sejak itu, Rifka menjadi pelanggan tetap di toko kelontong tersebut. Dia merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan dan kualitas barang yang dijual. Rifka juga merasa dihargai sebagai pelanggan dan tidak pernah lagi merasa dianggap bodoh seperti di toko sebelumnya.
Pelanggan adalah raja dan pelayanan kita adalah kunci dalam berbisnis. Jadi perlakukanlah pelanggan dengan baik, agar dia tidak lari karena kita perlu uangnya. Sehingga bisnis kita bisa berjalan dan kita memperoleh untung.
Ini mengajarkan kita pentingnya memiliki rasa hormat dan kesopanan dalam berbisnis. Perlakuan kasar dan meremehkan pelanggan dapat merugikan bisnis tersebut dan membuat pelanggan meninggalkan mereka.
Sebaliknya, memberikan pelayanan yang ramah dan menghargai pelanggan dapat membangun hubungan yang baik dan membuat pelanggan kembali lagi.
Bagi Rifka, keputusannya untuk tidak lagi berbelanja di toko yang kasar dan sombong membuka pintu bagi kesempatan untuk menemukan toko yang lebih baik dan membangun hubungan yang saling menguntungkan.