"Mereka tidak bisa pulang ke asrama, karena kemalaman." Jelas ibunya ketika Karlina menanyakan tentang empat ABG cowok yang menginap di rumah ibunya pagi minggu itu. Rumah Karlina berada sekitar lima puluh meter di belakang ibunya, tetapi hampir setiap pagi dia menjenguk ibunya, karena hanya tinggal itulah orang tuanya yang masih hidup.
Dia ingin memastikan bahwa ibunya dalam keadaan sehat, maklumlah usianya sudah kepala enam. Lalu pagi itu dia melihat ada empat orang anak laki-laki sedang minum dan makan kue di ruang tamu, dilayani oleh adik perempuannya yang mengajar di SMP Tarantula.
"Tidak bisa pulang karena kemalaman? Memangnya mereka pergi kemana?" Tanya Karlina berbisik, penasaran. Dia dan ibunya berada di dapur, tetapi keduanya bisa dengan jelas mendengar sendau gurau di ruang tamu.
"Tadi malam mereka bertamu ke sini, sampai larut malam. Karena tahu pasti dimarahi oleh pengasuh asrama, mereka lalu sekalian menginap di sini." Jelas ibunya lagi.
Aneh. Pikir Karlina. Bertamu sampai larut malam, takut pulang, lalu menginap. "Lalu mereka itu siapa sebenarnya, Ma?" Desis Karlina lagi, semakin penasaran.
"Anak-anak murid Carissa, adikmu. Mereka kelas satu SMP Tarantula. Wali kelasnya kan adikmu"
Karlina merasa ada yang tak wajar. Masa ada anak murid bertamu malam minggu ke rumah gurunya sampai larut malam, lalu menginap. Sungguh tak masuk di akal sehat. Memangnya rumah gurunya itu hotel apa. Pagi ini mereka tidak langsung pulang, tetapi malah minum kopi dan makan kue. Kalau yang bertamu itu anak perempuan sih tak jadi persoalan, ini anak cowok ABG bertamu sampai kemalaman di rumah ibu guru.
Tetapi karena tujuan Karlina hanya ingin memastikan kesehatan ibunya, Karlina lalu tak ambil pusing. Dia lalu pamit kembali ke rumahnya, karena di rumah tidak ada orang yang menjaga anaknya.
Hal tak wajar yang dirasakannya dibantahnya sendiri, karena mustahil anak-anak SMP mengapeli ibu guru, apa lagi adiknya itukan perempuan bersuami dan sudah mempunyai dua orang putri. Belum lagi jika di lihat dari sisi umur mereka yang terpaut jauh, karena adiknya adalah lulusan S-1, jadi mana mungkin lalu tertarik dengan anak ABG. Kalau dia laki-laki sih mungkin saja, tetapi adiknya inikan seorang wanita. Jadi mustahil.
Di rumahnya Karlina lalu sibuk dengan urusannya sendiri. Dua anak kecilnya yang berusia empat dan tiga tahun sedang bermain di dapur, sementara yang tertua sudah bersekolah. Suaminya pagi-pagi sudah berangkat mengojek. Karena saat subuh bis angkutan umum dari ibu kota propinsi datang membawa penumpang dan para pengojek berebutan berusaha mengais rejeki.
Setiap hari Karlina berhadapan dengan pekerjaan rutinnya; menyapu, mengepel, mencuci piring, memasak, mencuci pakaian, menjemurnya, mengangkat dan melipatnya, mengurusi anak-anaknya dan seabrek pekerjaan lainnya.Â