Tidak cukup hanya dengan tubuh kekar bertato, mata sangar dan bentakan, tetapi yang diperlukan penumpang itu adalah senyum ramah, tarif murah dan pelayanan yang lemah lembut. Maka jika taksi resmi di bandara dan taksi pangkalan tidak bisa beradaptasi dengan perubahan jaman, maka siap-siaplah akan tumbang. Inventasi yang telah anda lakukan akan sia-sia dan mubazir.
Mungkin ada sedikit saran untuk ojek atau taksi pangkalan, cobalah aplikasikan tarif sesuai yang dilakukan oleh ojek online. Maksudnya begini, jika seseorang penumpang minta diantarkan ke suatu tempat, kalian buka aplikasi ojol tertentu (tentu di install terlebih dahulu) atau juga terkadang pada browser yang di pasang di HP Android jika kita mencari sesuatu biasanya ada penawaran ojol di situ dengan tarifnya.
Nah, sesuaikan saja besar tarifnya seperti itu, maka penulis yakin penumpang tidak lagi alergi melihat ojek pangkalan atau taksi resmi di bandara. Karena terus terang saja, penumpang itu mengomel panjang pendek jika harus terpaksa naik padahal uangnya sudah pas-pasan di kantong.
Kalau usahanya mau bertahan hidup, maka harus bisa berdaptasi dengan perkembangan jaman, jangan seperti seseorang yang asyik bermain games dengan HP, suara nyamuk demam berdarah sudah kedengaran berdenging di telinga sebagai pertanda siap menggigit. Yang seharusnya dia segera menepuknya atau mengambil raket nyamuk untuk membunuhnya, tetapi dia terus memainkan Games-nya, sehingga akhirnya nyamuk Aedes Aegypti itu menggigit. Maka si gila games tadi terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H