Karena terus terang saja, tanpa pakaian lelong kami sekeluarga sebagai masyarakat miskin ini mungkin sudah berjalan telanjang di pasar, karena produk Indonesia agak tidak terjangkau. Contohnya saja, pakaian lelong bisa kita beli Rp. 5.000 per helainya. Sementara baju produksi Indonesia, yang paling murah saja untuk orang dewasa harganya paling tidak Rp. 50.000. bahkan untuk baju kualitas kelas menengah saja diatas Rp. 200.000 untuk per helainya. Harga 200 ribu itu bisa untuk membeli 40 lembar baju lelong. Waw, bisa dipakai berapa lama itu? Itu baru untuk satu orang, belum dikalikan lagi dengan anggota keluarga yang lainnya.
Para produsen garmen juga tidak perlu terlalu khawatir, karena tidak semua masyarakat juga mau membeli pakaian lelong. Baik karena gengsi atau juga karena memang tidak mau membeli pakaian bekas. Sehingga industri garmen masih tetap hidup karena masih punya pelanggan setia. Yang penting dalam menetapkan harga itu, ya berlaku bijaklah dan masih dalam batas kewajaran sesuai kemampuan ekonomi masyarakat Indonesia.Â
Karena masyarakat Indonesia sekarang itu sudah pada pintar, dia akan mengkalkulasi antara harga beli, kualitas, durasi pemakaian dan dikalikan dengan jumlah anggota keluarga. Produsen harus ingat, tidak semua masyarakat Indonesia itu gila belanja, gengsian, dan suka boros-boros.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H