Mohon tunggu...
Yovinus
Yovinus Mohon Tunggu... Penulis - laki-laki

Hidup itu begitu indah, jadi jangan disia-siakan. Karena kehidupan adalah anugerah Tuhan yang paling sempurna bagi ciptaanNya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Made In China, Mungkinkah Berakhirnya Era Dominasi Produk Barat dan Jepang?

28 Mei 2020   11:14 Diperbarui: 28 Mei 2020   19:59 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AC Gree, Salah Satu Produk Cina Yang Bisa Bersaing | www.gree.id/

Tapi kalau produk Jepang dengan kapasitas watt yang sama, harganya bisa mencapai Rp. 14 juta. Sangat jauh bukan? Tetapi bagi yang biasa memakai genset Jepang dan pernah juga memakai genset buatan Cina, maka akan tahu betapa berisiknya genset buatan Cina itu. Belum lagi dari ketahanan mesin dan pemakaian BBM nya. Tapi dari pada rumah gelap gulita karena PLN belum mencapai sampai ke pelosok Indonesia, masih bagus juga membeli genset buatan Cina yang aman di kantong, bukan?

Tetapi itu hanya untuk saat ini, ke depan bisa saja segalanya berubah drastis. Karena begitu juga yang terjadi pada produk-produk negeri Sakura setelah perang dunia II. Pada awalnya produk Jepang di hina dan dilecehkan dan disebut sebagai produk kaleng-kaleng. Tetapi kita lihatlah sekarang, produk Jepang merajai dunia, terutama produk otomotifnya seperti mobil dan sepeda motor. 

Produk mobilnya seperti, Honda, Nisan, Suzuki, dan Mitsubishi, dan Toyota yang pernah beberapa tahun jadi produsen mobil terbesar di dunia mengalahkan General Motor dari America Serikat. Produk motornya seperti Suzuki, Yamaha, Kawasaki, dan Honda yang menjadi perusahaan motor terbesar di dunia saat ini jauh diatas Harley Davidson dari Amerika Serikat.

Hal inipun bisa juga terjadi dengan produk Cina, dengan sumber daya manusianya yang besar dan terpelajar, jumlah penduduknya yang banyak sebagai pangsa pasar yang besar, etos kerjanya yang luar biasa dalam hal kerja keras, ulet, dan disiplin serta prinsip selalu bergerak maju tanpa pernah putus asa, maka suatu saat bisa saja Cina mengalahkan negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan dalam hal kualitas teknologi dan bahkan di segala bidang. Bukan saja dengan harga murah seperti saat ini, tetapi dalam kualitas, kuantitas, dan ketersediaan suku cadang serta after sales servicenya.

Sebaiknya Cina terus melakukan riset dan inovasi di segala bidang, sehingga negara-negara yang produknya sudah mapan dan berkualitas tidak bisa lagi seenaknya menjual barang-barang produksinya secara over price. Begitu juga bagi negara-negara maju, janganlah lengah karena Cina sudah siap menyalip kemajuan negara maju yang di depannya. Yang penting bersainglah secara sehat, tidak saling mencuri teknologi, tidak melakukan praktek dumping. 

Dengan produk berkualitas tetapi harganya bersaing maka yang diuntungkan adalah konsumen. Karena dengan harga yang terjangkau sudah bisa mendapatkan barang berkualitas nomor wahid. Sehingga inflasipun tidak naik tajam seperti tahun-tahun yang dialami selama ini. Yang penting juga Cina janganlah lupa diri, dulu Jepang juga barang-barangnya berharga murah, tetapi setelah maju maka dia menjual produknya dengan harga tinggi. Janganlah Cina seperti itu jika sudah berhasil menjadi negara maju dengan kualitas barangnya yang bersaing secara internasional.

Lalu Indonesia bagaimana? Kapan Indionesia bisa maju? Jangan harap kita bisa maju seperti bangsa lain, jika masyarakatnya setiap hari hanya pandai nyinyir, membenci orang lain yang berbeda pandangan hidup, menuduh tanpa bukti, langsung percaya kalau ada berita hoaks, selalu percaya terhadap framing-framing miring, suka main hakim sendiri, suka mengandalkan jumlah banyak dalam bertindak, sering bertindak anarkis, menyalahkan orang lain tanpa dasar.

Tidak mau belajar giat di sekolah dan selalu nyontek kalau ulangan dan ujian, selalu berorientasi ke jaman batu dalam segala tindakannya, marah tidak ketolongan kalau jagoannya kalah, selalu ingin kroupsi, selalu mau enaknya saja tanpa kerja keras, habis waktu menjadi kaum rebahan sambil memainkan smartphone dan bergosip ria, segala sesuatu selalu KKN bahkan sampai data penduduk miskin saja di kelabui, sehingga orang yang seharusnya menerima bantuan terdampak Covid-19 tidak mendapatkannya, Tetapi justru mereka yang sebenarnya cukup mampu atau bahkan sangat mampu, namun karena KKN tadi mereka maka dimasukan sebagai penerima bantuan.

Sebenarnya banyak orang pintar di Indonesia, para anak muda kita sering memenangkan juara satu atau medali emas di olimpiade ilmu pengetahuan di tingkat internasional. Jadi, artinya rakyat Indonesia tidaklah bodoh. Hanya pola kerja, disiplin, penghargaan, serta penegakan hukumnya lah yang harus diperkuat. 

Negara harus hadir dan disegani. Saatnya negara menunjukan wibawanya sebagai negara yang berdaulat dan mengandalkan hukum nasional diatas kepentingan kelompok, karena negara Indonesia masyarakatnya majemuk. Hidup NKRI. NKRI harga mati. Sudah saatnya kita merengkuh cita-cita luhur bangsa sebagai masyarakat yang adil dan makmur untuk seluruh komponen bangsa. Masa sudah hampir seratus tahun kita merdeka, teapi listriknya masih saja byar-pet, internetnya masih mahal, air PDAM nya masih mahal, biaya transportasinya seperti biaya mau naik ke bulan? Biaya sekolah seperti biaya ikut pilkada?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun