Oleh sebab itu mereka tetap menghidupkan damar untuk penerangan, dengan bunyi percikan apinya yang sangat berisik. Namun hal itu bahkan menguntungkan bagi si pemuda yang tidur di bawah, sehinga mereka tidak tahu jika dia selalu terjaga dengan parang selalu di dekatnya dengan hati yang sangat gundah.Â
Karena mereka sama sekali tidak ada membawa paku, yang konon katanya jika paku ditancapkan ke kepalanya maka kuntilanak itu langsung jadi manusia benaran dan bisa dinikahi sebagai isteri manusia normal. Si pemuda waras ini  sangat yakin, jika wanita yang bersama kawan-kawannya diatas adalah jelmaan kuntilanak.
Keempat orang kawannya bersendau gurau dengan wanita tadi sampai jauh malam. Lalu sekitar dini hari suara sendau gurau mereka diganti suara desah-desahan dan erangan-erangan lirih yang mampu membangkitkan kelelakian manusia normal. Tetapi si pemuda waras ini sama sekali tidak terpengaruh, malahan dia semakin waspada.Â
Beberapa saat kemudian, dia merasakan ada cairan agak hangat menetes menimpa tubuhnya. Si pemuda lalu mencolek air yang terasa menetes di tubuhnya dan menciumnya, terasa bau amis.Â
Maka yakinlah dia kalau kawan-kawannya sedang dimakan oleh wanita kuntilanak yang memang sudah dicurigainya dari awal. Dia yakin kuntilanak itu sedang melahap kawan-kawannya ketika mereka sudah jatuh tertidur karena kelelahan.Â
Diapun dengan perlahan bangun dan beringsut kearah jalan pulang yang hanya tampak sangat remang-remang. Ketika sudah berada cukup jauh dan kira-kira suara langkah kakinya tidak terdengar lagi, maka si pemuda itupun berlari sekuat tenaganya menuju pulang. Dia jatuh bangun pun tetap berlari sekuat tenaganya meskipun dia belum mendengar kuntilanak itu mengejarnya.
Mungkin kurang lebih tiga jam berlari, di kejauhan tampaklah bayangan pantai sungai yang terlihat dari sela-sela pepohonan, dia mendengar suara kuntilanak itu mengejarnya dari belakang dengan cara terbang.Â
Hhheeeehhhhhheeeeuuuuu, bunyi suaranya melengking nyaring sambil tubuhnya melayang di belakangnya. Tubuhnya sudah kembali kebentuk asalnya, mirip sih dengan wanita tetapi wajahnya sangat sadis dan payudaranya hanya satu saja, yang ketika dia bernafas turun naik mengikuti irama nafasnya.Â
Si pemuda sudah sampai di tepi sungai dengan tubuh yang sudah sangat lelah dan nafas ngos-ngosan, menghunus parangnya dan memotong tali perahu dan langsung mendorongnya ke tengah sungai.Â
Di tengah sungai perahu langsung di baliknya dan dia menyelam ke bawah perahu yang yang sudah dibaliknya itu untuk bersembunyi. Kuntilanak itupun terbang dan hinggap diatas perahu dan berusaha membalikan perahu itu kembali, tetapi si pemuda itu dengan sisa-sisa tenaga yang masih ada menahannya dari bawah.Â
Merasa begitu, maka kuntilanak itu lalu berusaha melobangi perahu itu dengan kuku-kukunya yang panjang dan tajam seperti silet. Di bawah perahu, si pemuda tetap menghunus parangnya, yang sengaja dia siapkan untuk perlawanan terakhir jika sang kuntilanak itu berhasil menjebol lunas perahunya.