Mohon tunggu...
M Ali Al-bais
M Ali Al-bais Mohon Tunggu... wiraswasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

mencari sahabat,berkrasi,dalam menuju kebenaran ,mengkaji tujuan hidup,belajar menambah wawasan ,untuk mencapai kebenaran ... menjadi insan yang merdeka dalam agama yang telah di bawa rosululloh SaW .. bersahabat dengan siapa saja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

LAN JUTAN ... Aturan Awal bagi Muallaf & Seluruh Mukmin II

14 Mei 2012   15:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:18 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wujud dzihni : Wujud yang ada / bisa di terima pada ‘aqal / Wujud yang dapat Di BUKTIKAN KEPASTIAN ADANYA WAJIBUL-WUJUDBAGI ZAT-NYA wujud yang tidak mungkin tidak ada & bisa di kaji serta selalu di terima Berdasarkan pengakuan Akal, segala yang dapat dipikirkan (ma’qul) mengenai perwujudan dzatNYA, terbagi kepada tiga macam sifat perwujudan

1-Adanya WUJUDNYA di dalam pengertian Aqal (dzihin), Wajib / harus atau pasti (Wajibul-wujud pada dzatnya / wajib wujud bagi dzatnya)

لذاتهالوجودوجب

2. Adanya WujudNYA di Alam luar Dzihin, mungkin saja (Mumkinul-Wujud-Lidzaatihi) / mungkin Ada bagi dzatNYA

ممكن الوجود لذاته

3. Adanya ia di dallam & di luar Dzihin,Tercegah / terpisah(Mumtani’ul-wujud-lidzatihi) / tercegah ADANYA bagi dzat-NYA

ممتنع الوجود لذاته

Pengertian –pengertian penting yang perlu disadari sebagi MU’MIN adalah :

1. Kata “ ADA /ALLOH ” dan “TIDAK ADA / MAHLUK ” Kata Ini sudah memuat pengertian / pemahaman (mafhum) yang jelas dan terang bagi setiap manusia sebenarnya yang menempati kedua kata itu, karena sejak kelahirannya, manusia telah bersama Alloh dengan mafhum keduanya, tampa melalui prosesbelajarpun sang bayi sudah mengerti makna “ADA”dan makna “tidak ADA” satu bukti - Bayi dapat Memahami air-susu ibu “ADA” atau “Tidak ADAnya Asi” di mulutnya , dengan bereaksi menangis ketika tidak ADA / tidak di dapatinya air susu, dan ia diam ketika mendapatinya “ADA”masihkah kita tidak menyadari keADAan alloh dan sangat mustahil Alam (mahluk) menutupi keADAan ALLOH swt .

2. Makna kata “ADA” dan “TIDAK ADA” dua kata yang saling memberi definisi Serta pemahaman yang sederhana namun tidak terbatas oleh ruang lingkup dalam aqal kita semua, kita dapat memahami makna “ADA” karena kita memahami makna “TIDAK ADA” KITA memahami makna baik setelah memahami makna TIDAK baikdemikian sebaliknya ,,, Ada tiga istilah penting yang di gunakan dalam rangka menerangkan macam-macam perkara ILAHIYAH untuk kita fahami (mafhum) “KeberADAan” yaitu : “Al-Wajibu –Al-wujud ” yakniAL-ILAH /AHADIYAH (wujud tunggal )“ Yang Pasti ADA” dalam istilah haqiqat di sebut WUJUDUN MAHDUN (Wujud yang Murni) yang kedua “Al-Mumkinu Al-Wujud / NUR WILAYAH / NUR MUHAMMAD ” yakni yang menjadi sebab / asal muasal perwujudan alam semestadengan kata lain wujud yang mungkin ADA dan sekaligus mungkin TIDAK ADA(cermin) / dalam isyarat lain di sebutWAHDAH –AL-WUJUD (kesatuan wujud) dan yang ketiga di sebut “Al-Mumtani’u al-wujud / ADAMU_AL-MUMKINAT / bayang-bayang ” yakni bisa di katakan wujud yang pasti Tidak ADA , atau bisa di sebut (RUH IDLOFI / WAHIDIYAH /wujud yang terperinci dan tersusun / jisim) . kenapa di namakan demikian karena jika kita mau mengkaji secara nalar dan logika proses keADAan manusia itu melalui ketidak adaan & kembali pada ketidak adaan lagi dan apapun yang di lakukan MAHLUK selalu bersandar pada KUASA& KEHENDAK ALLOH (TAQDIR-IRODAH) wujud yang gak bisa berdiri sendiri adanyapun di adakan melalui proses IBU & BAPAK (adam –hawa) ... kalo di perinci secara mendetail sebenarnya NAMA yang kita sandang itu tidak mencerminkan wujud diri kita namun kembali kepada kenyataan wujud AL-ILAAH SENDIRI

Sedang pengertian WUJUD di luar aqal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun