YBLL (Yayasan Bambu Lingkungan Lestari) menyelenggarakan kegiatan pelatihan pengawetan bambu, konstruksi gudang bambu dan training kewirausahaan bambu di Kampus Bambu Komodo (KBK) Labuan Bajo pada Kamis (28/09/23) - Selasa (03/10/23).
Edith Koesoemawiria, selaku penanggung jawab kegiatan ketika dihubungi media melalui pesan WA mengatakan "Peserta yang mengikuti pelatihan ada 9 0rang; 2 orang dari Kab. Nagekeo, 2 orang dari Kab. Manggarai Timur & 5 orang dari Kab. Manggarai Barat", kata Edith.
Ia juga menyampaikan "YBLL menyuguhkan peserta dengan materi -materi tentang bambu, pengawetan bambu, konstruksi bambu, kewirausahaan bambu serta melatih/mempraktek cara mengawetkan bambu, membuat konstruksi bambu, menghitung biaya dan keuntungan pengawetan (proyeksi bisnis)", ucap Edith.
"Mereka semangat sekali dalam mengeksplorasi ragam fungsi serta pengolahan bambu, juga bagaimana mengembangkan desa-desa mereka untuk memasok kebutuhan RPB klaster bambu di Labuan Bajo" lanjut Edith.
Ketua koperasi produksi multi pihak BambooCoop, Jajang Sonjaya mengatakan "RPB akan butuh suplai yang kontinyu dan memenuhi standar kelestarian agar bisa menghasilkan produk-produk bambu yang bernilai. Menghadapi isu sensitive lingkungan, BambooCoop memastikan agar tidak terjadi pencemaran tanah dan udara dalam sepucuk surat pemberitahuan kepada DLH Mabar", kata Jajang.Â
Sementara Head of Program Nurul Firmansyah, ketika ditanya media melalui pesan WA mengatakan "YBLL bersama Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat (Pemda Mabar) telah menyepakati kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Mabar khususnya dan masyarakat NTT umumnya. Salah satu bentuk kerjasama adalah dukungan pengembangan kawasan 2,5 hektar Rumah Produksi Bersama (RPB) klaster bambu dan fasilitas pendukungnya KBK di Desa Batu Cermin Labuan Bajo yang merupakan kerjasama Pemda Mabar menyediakan lahan dan Kemenkop. UKM menyediakan bangunan & mesin-mesin", kata Nurul.
Ia juga menyampaikan"KBK berfungsi sebagai sarana pendukung bagi RPB untuk menyediakan pelatihan, asrama, learning center dan beberapa workshop pengelolaan bambu. Saat ini, asrama pertama Mbaru One yang menonjolkan bambu bulat awet sudah berdiri di bagian tengah/muka lanskap dan pembangunan RPB tengah dikerjakan", ujar Nurul.
"RPB & KBK merupakan pilot project di NTT. Meski baru dalam proses pembangunan, antusias dari kelompok-kelompok di daerah sudah sangat tinggi. Sejumlah komunitas yang didampingi YBLL tertarik untuk mensuplai bambu kepada RPB dalam bentuk lonjor maupun setengah jadi (sudah dipotong, dibelah, diawetkan & dikeringkan)", ucap Nurul.
"Antusiasme untuk belajar membuat fasilitas pengawetan dan bidang penyimpanan bambu awet didasari juga keinginan memenuhi kebutuhan bambu awet untuk konstruksi secara swadaya dan partisipatoris yang mereka rencanakan di daerah masing-masing. Dalam upaya memfasilitasi komunitas dampingan ini serta mendukung kebutuhan bahan baku setengah jadi bagi RPB, YBLL mengadakan pelatihan praktis pembuatan instalasi pengawetan dengan mengundang satu/dua peserta yang siap menjadi supplier RPB dari Manggarai Raya dan sekitarnya", ungkap Nurul.
Marselinus Sani Ngarung, sekretaris DisnakertransUKM Manggarai Barat dalam sambutannya saat menutup kegiatan pelatihan mengatakan, Bambu itu sangat penting bagi kita karena bambu bisa mengurangi pemanasan global, menahan longsor, pemantik air dan masih banyak yang lainnya, ucapnya.