Mohon tunggu...
Mentari Pagi Berau
Mentari Pagi Berau Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Peace for all

Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Desa Digital Percepat Rantai Distribusi

14 Februari 2020   13:18 Diperbarui: 14 Februari 2020   13:21 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa yang serba cepat, banyak mengandalkan teknologi, tentu segala sesuatu yang sekiranya memperlambat dan bisa dipercepat, harus betul-betul dipercepat demi kemaslahatan umat. Salah satunya yang telah diterapkan beberapa waktu lalu adalah sistem administrasi. Sekarang, kalau kata orang-orang, 'apa-apa udeh online!'; mendaftar perpanjangan paspor, bayar listrik, bayar tilang kendaraan, dan lain sebagainya. Semua menjadi cepat, karena ada rantai dalam sistem administrasi yang digantikan oleh mesin maupun sistem daring, mereka kemudian memotong banyak tahap kurang signifikan dalam sistem administrasi. Banyak orang memuji dan memberi respon positif terkait hal ini, sehingga dalam praktiknya terus menular ke hampir seluruh penjuru negeri.

Begitu pula adanya dalam sektor lain, seperti ekonomi, apa-apa menjadi mudah karena adanya internet, sistem daring. Penjual bisa langsung bertemu calon pembeli tanpa harus repot-repot bepergian menjajakan usahanya, bahkan produsen bisa langsung memasarkan produk mereka tanpa melalui pihak kedua. Sungguh sebuah terobosan yang mumpuni! Terlebih jika modal yang dimiliki tidak begitu besar, akan lebih baik untuk memutus rantai distribusi dan menjemput sendiri konsumen.

Produsen di sini bisa diartikan bermacam-macam, bisa satu kolektif masyarakat, satu lingkaran pertemanan, pun perseorangan. Satu yang akan kita bahas dalam tulisan ini adalah kondisi yang mana produsennya adalah desa, berbasis UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Banyak desa di Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan, seperti kerajinan tangan masyarakat maupun tempat-tempat menarik yang patutu dikunjungi. Namun tak semua desa memiliki akses pada sarana menjemput konsumen, sebut saja akses itu bernama internet. Hal tersebut yang akan sedikit menyulitkan upaya 'jemput-menjemput'

Menyebut satu kasus khusus, di Berau, sudah banyak desa yang memiliki spesifikasi produk, seperti kakao, lada, jagung, tenun, dan wisata yang siap dipasarkan. Namun kendalanya adalah belum adanya jaringan seluler yang stabil dan sistem yang rapi untuk menata sekaligus mengelola usaha warga. H. Muharram selaku Bupati Berau pun selalu berusaha untuk membenahi hal ini. Program yang sudah beliau ancangkan untuk segera dilakukan demi mengatasi perkara ini adalah Desa Digital dan Berau Connection. Desa Digital adalah ide beliau untuk memasang jaringan wifi di tempat-tempat strategis di desa, sehingga warga bisa bersama-sama tersambung ke internet dan menjemput para konsumen mereka yang ada di luar wilayah Berau.

Sementara itu, Berau Connection sendiri ialah program untuk membangun jaringan seluler di seluruh penjuru Berau yang didasari oleh semangat pemerataan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun