Mohon tunggu...
Mentari Kasih
Mentari Kasih Mohon Tunggu... Guru - S2 Unpri

Hoby saya membaca. Membaca semua jenis buku dan membaca situasi sekitar. Dan dari bacaan itu membawa saya ke dalam dunia imajinasi kreatif saya, yang mungkin sudah Tuhan Anugrahkan sebagai bakat untuk di salurkan lewat menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kursus Bimbingan Kelas Menulis Drama dan Acting

9 Desember 2023   07:00 Diperbarui: 9 Desember 2023   07:04 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuntutan zaman dan perkembangan teknologi sangat pesat. Di dalam dunia pendidikan hal ini membawa inovasi dan perubahan yang baru, termasuk wirausaha yang terkhusus dalam bidang pendidikan. Wirausaha dalam bidang pendidikan belum se-trend wirausaha dibidang yang lainnya. Sebab, belum ditemukan hal-hal yang unik dan menarik dikalangan masyarakat. Sebab itu, penulis ingin mencari peluang usaha dengan melibatkan prospek pada jurusan pendidikan Bahasa Indonesia.   Peluang inilah yang mampu membuka ancangan untuk berwirausaha lewat perpaduan teknologi dan mengaitkannya dengan pembelajaran bahasa. Terlebih saat ini penggunaan teknologi tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Bila dilihat dalam sisi positifnya, maka akan membawa beberapa manfaat yang bisa menghasilkan.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, peluang untuk membuka wirausaha begitu luas. Salah satu dalam bidang bahasa Indonesia yang memiliki peluang besar untuk wirausaha adalah dalam bidang menulis drama maupun kemampuan latihan acting.  

Peluang usaha dalam bidang ini cukup besar. Bila dilihat dari beberapa survey yang pernah dilakukan. Salah satunya, survey JakPat orang-orang Indonesia suka menonton drama terutama drama korea 88%, sebanyak 74% responden Indonesia suka menonton drakor karena kemampuan acting para pemain, dan beberapa poin lainnya yang mendukung peminatan tersebut.

Dengan membaca peluang tersebut seseorang mampu berinovasi dengan melahirkan ide-ide brilian. Inovasi bukanlah berarti harus membuat hal baru. Inovasi juga bisa dilakukan dengan mengamati produk dan jasa yang sudah ada kemudian melakukan modifikasi untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Modifikasi tersebut menghasilkan sesuatu yang baru lagi. Salah satu modifikasi ala Jepang yaitu prinsip ATM (Amati Tiru dan Modifikasi).

Melihat akting orang luar sangat baik dan digemari oleh banyak orang di seluruh dunia, maka kita perlu membuat ancangan wirausaha yang memiliki potensi bergerak melatih generasi untuk berbaur dan mempersiapkan diri bersaing secara global dan mendunia. Serta untuk menunjang bidang tersebut, maka perlu latihan dan bimbingan bagi generasi untuk menulis sebuah drama yang sedang tren juga, sehingga keduanya saling mendukung.

Dilihat dari perkembangan teknologi saat ini, peluang ini cukup relevan dengan wirausaha yang sedang dikembangkan. Penulisan drama bisa dikembangkan lewat aplikasi menulis khusus (drama) sehingga bisa menjangkau secara luas. Baik secara nasional bahkan sampai ke kancah internasional dapat dicapai apabila skriptnya diterjemahkan. Ini juga memberikan peluang pekerjaan yang besar bagi pendidikan bahasa Indonesia untuk mengembangkan dirinya melalui menulis drama.   

Sama halnya dengan acting, tidak bisa terpisahkan dari bahasa. Hanya saja acting ini lebih menjurus pada tindakan yang dilakukan secara fisik. Sedangkan menulis membutuhkan jalan pikiran dan pengetahuan yang lebih kompleks. Bimbingan menulis kelas drama dapat dibentuk menjadi sebuah usaha menulis bidang pendidikan. Alangkah lebih baiknya jika usaha tersebut juga dipimpin oleh seorang CEO dan memiliki komunikasi baik dengan pihak-pihak penerbitan drama.   Namun, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, pengembangan ini membutuhan berkolaborasi dengan pihak tertentu misalnya produser film/drama. Hal ini tidak semudah yang dibayangkan apalagi jika tidak memiliki kenalan produser. Sebagai penulis harus mampu menarik perhatian produser dengan adanya rekam jejak yang kuat dalam penulisan sebuah naskah sebelumnya yang sudah berhasil. Keberhasilan inilah nanti yang akan mengantarkan penulis pada tujuan yang sesungguhnya. Menjadi penulis drama harus siap dengan segala situasi, dan penolakan-penolakan dari berbagai kalangan produser/penerbit. Penulis yang hebat lahir dari berbagai kegagalan yang dilewati. Seperti yang dialami oleh penulis J.K Rowling. Penulis Harry Potter ini mengalami penolakan hingga 13 kali ke penerbit. Namun, karena usaha dan kemauannya, tulisan itu akhirnya diterima, bahkan mencuri perhatian dunia pada masanya. Pada intinya menjadi penulis naskah drama harus memiliki potensi yang baik, terus berusaha dan siap menerima segala bentuk penolakan dan lain sebagainya untuk mengambil langkah berikutnya menjadi lebih bersinar.

Sama halnya dengan acting drama, pasti untuk masuk ke dalam agensi/kru film dan drama harus memiliki bakat yang multitalent. Kemampuan mengekspresikan dirilah yang utama.

Dengan adanya wirausaha dalam bidang pendidikan ini, akan membuka lapangan pekerjaan bagi generasi muda yang berbakat dalam bidang menulis dan acting. Bukan hanya sekadar hiburan semata atau penyaluran bakat sederhana, juga akan berdampak pada bidang penghasilan karya, dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun