Kata sang Nabi,
”sholat itu tiang agama. Dan,siapa yg mendirikan. Berarti,ia telah menegakkan agama.’
Tetapi,bagiku tentu itu tergantung apakah ia telah memenuhi kriteria yg sebagaimana diisyaratkan dalam gerakan sholat itu sendiri. Bila tidak,sholat yg ia kerjakan pastilah hanya semacam kegiatan ritus rutin yg kering belaka. Tanpa arti apa-apa,yg ia dapat buktikan kemanfaatannya.
Dalam sholat,dimulai dengan mengangkat tangan.
Artinya,barangsiapa yg hendak menghadap-Nya. Ia,haruslah bersikap menyerah pasrah.
Dengan cara seperti orang mati,yg menyedakepkan tangannya.
Sebagaimana orang mati,ia dikuburkan hingga tidak terlihat lagi.
Musnah,tiada,fana.
Setelah menemukan ketiadaannya,fana.
Ia,kemudian duduk sambil menunjukan satu jarinya.
Ia,menyadari tidak ada yg ada . kecuali,yg ada hanyalah keutuhan-Nya.
Ia,mencapai kedudukan atau,peringkat makrifat makam baqa.
Ia,telah sampai dipenghujung jalan. Ia,telah kembali keharibaan-Nya.
Lalu,ia yg telah sampai. Ia,mewariskan tugas kenabian.
Memperkenalkan tuhan,kepada ia yg tidak mengenal tuhan.
Kepada masyarakat yg ada disekitarannya,baik yg ada disamping kanan.
Atau,maupun yg ada disamping kirinya.
Demikian,ciri ia yg telah mendirikan sholat.
Ia,memenuhi kriteria dari takbir hingga salam.
Menemukan lalu,menyampaikan.
Karena,hanya ia yg mengenal tuhan.
Ia,yg dapat memperkenalkan-Nya.
karena,hanya ia yg telah menyelamatkan dirinya kembali pada-Nya.
ia,yg dapat menghantarkan orang lain untuk kembali dengan selamat pada-Nya...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H