Mohon tunggu...
rojin sabas pitaha
rojin sabas pitaha Mohon Tunggu... -

aku pernah sendiri. kutatap langit hitam,lalu semua diam. maka, sebenarnya hari-hariku adalah permulaan yang tak pernah selesai, sebab aku belum bisa apa-apa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sholat

28 Februari 2015   03:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:23 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata sang Nabi,
”sholat itu tiang agama. Dan,siapa yg mendirikan. Berarti,ia telah menegakkan agama.’
Tetapi,bagiku tentu itu tergantung apakah ia telah memenuhi kriteria yg sebagaimana diisyaratkan dalam gerakan sholat itu sendiri. Bila tidak,sholat yg ia kerjakan pastilah hanya semacam kegiatan ritus rutin yg kering belaka. Tanpa arti apa-apa,yg ia dapat buktikan kemanfaatannya.

Dalam sholat,dimulai dengan mengangkat tangan.
Artinya,barangsiapa yg hendak menghadap-Nya. Ia,haruslah bersikap menyerah pasrah.
Dengan cara seperti orang mati,yg menyedakepkan tangannya.
Sebagaimana orang mati,ia dikuburkan hingga tidak terlihat lagi.
Musnah,tiada,fana.

Setelah menemukan ketiadaannya,fana.
Ia,kemudian duduk sambil menunjukan satu jarinya.
Ia,menyadari tidak ada yg ada . kecuali,yg ada hanyalah keutuhan-Nya.
Ia,mencapai kedudukan atau,peringkat makrifat makam baqa.
Ia,telah sampai dipenghujung jalan. Ia,telah kembali keharibaan-Nya.

Lalu,ia yg telah sampai. Ia,mewariskan tugas kenabian.
Memperkenalkan tuhan,kepada ia yg tidak mengenal tuhan.
Kepada masyarakat yg ada disekitarannya,baik yg ada disamping kanan.
Atau,maupun yg ada disamping kirinya.

Demikian,ciri ia yg telah mendirikan sholat.
Ia,memenuhi kriteria dari takbir hingga salam.
Menemukan lalu,menyampaikan.
Karena,hanya ia yg mengenal tuhan.
Ia,yg dapat memperkenalkan-Nya.
karena,hanya ia yg telah menyelamatkan dirinya kembali pada-Nya.
ia,yg dapat menghantarkan orang lain untuk kembali dengan selamat pada-Nya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun