Mohon tunggu...
Mentari ELart
Mentari ELart Mohon Tunggu... Administrasi - ..perempuan Indonesia

tinggal dan bekerja di Jerman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kereta Gantung, Solusi Transportasi Publik Sempit Lahan?

15 Oktober 2014   02:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:00 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bosan dengan kemacetan?

Kalau terjebak macet, apa yang kita pikirkan, ingin punya mobil yang bisa terbang? Atau ada sarana transportasi massal baru yang mengakomodir kebutuhan mobilitas rakyat tanpa membuka lahan baru (menggusur pemukiman untuk pelebaran jalan)?

Coba perhatikan gambar-gambar di bawah ini:

[caption id="attachment_347792" align="aligncenter" width="540" caption="Eits, ada Kereta Merah berjalan di atas sungai"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="540" caption="Sungai Wupper, di atas sungai tidak ada apa-apa"]

Sungai Wupper, di atas sungai tidak ada apa-apa
Sungai Wupper, di atas sungai tidak ada apa-apa
[/caption]

[caption id="attachment_347793" align="aligncenter" width="540" caption="Kereta Mendekati Stasiun"]

1413289913800861657
1413289913800861657
[/caption]

[caption id="attachment_347795" align="aligncenter" width="540" caption="Tiba di stasiun"]

14132901691243380425
14132901691243380425
[/caption]

Wuppertaler Schwebebahn

Di kota Wuppertal, Jerman, ada transportasi publik berupa kereta gantung (Schwebebahn). Kereta gantung ini berbeda dengan kereta gantung (Seilbahn) seperti di Ancol yang hanya sebagai sarana rekreasi dan isinya hanya dua orang.

Kereta gantung di Wuppertal adalah kereta sungguhan yang dipakai sebagai alat transportasi publik tapi relnya bukan di bawah, melainkan di atas. Wuppertal sendiri terdiri dari kata Wupper dan Tal, yang artinya Lembah Sungai Wupper. Jadi Kereta gantung Wuppertal ini jaraknya 12 meter di atas sungai dan berjalan sejauh 10 km sepanjang sungai Wupper dan 3,3km di atas jalanan biasa (8 meter di atas jalan raya).

Kereta gantung ini pertama kali dioperasikan tahun 1901, waktu itu tujuan utamanya sebagai alat transportasi pengangkut batubara, karena daerah ini adalah daerah industri.

Hingga kini artinya Wuppertaler Schwebebahn sudah melayani masyarakat Wuppertal selama lebih dari 100 tahun dan kereta ini beroperasi seperti layaknya kereta biasa, ada stasiunnya, dan tiketnya pun adalah tiket normal yang dikeluarkan oleh Verkehrsbund Rhein-Ruhr.

[caption id="attachment_347796" align="aligncenter" width="540" caption="Sekarang keretanya warna hijau"]

1413290250235946529
1413290250235946529
[/caption]

[caption id="attachment_347797" align="aligncenter" width="405" caption="Kereta hijau berjalan di atas jalan raya"]

1413290356509238475
1413290356509238475
[/caption]

Kecelakaan

Bagaimana kalau keretanya jatuh ke sungai? Tentu saja bisa terjadi.

Karena kecelakaan sebenarnya bisa terjadi di mana saja. Mau jalan kaki, naik sepeda, naik motor, naik mobil, naik kereta, bahkan naik pesawat sekalipun bisa saja terjadi kecelakaan.

Kecelakaan terparah di Wuppertaler Schwebebahn terjadi tahun 2009 lalu, keretanya jatuh ke sungai dan mengakibatkan 5 orang tewas dan 49 orang terluka.

Makanya waktu saya naik kereta ini agak takut-takut juga. Apalagi waktu melewati sungai, bener-bener tahan nafas, wah ini mah namanya uji nyali. Tapi ternyata selamat sampai tujuan. Dan warga Wuppertal asyik-asyik aja tuh menggunakan kereta ini, dengan pengguna sekitar 75 ribu setiap harinya dan 25 juta jiwa tiap tahunnya.

Nah, kalau bosan dengan kemacetan tapi tidak mau kalau rumah digusur untuk pelebaran jalan atau sebagai rute baru transjakarta (kasihan ya pemerintah, selalu serba salah), bagaimana jika kereta gantung seperti ini dibangun di atas kali Ciliwung?

Salam.

[caption id="" align="aligncenter" width="270" caption="Kereta semakin mendekati stasiun, kereta menggantung dengan relnya di atas."]

asasasasa
asasasasa
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun