Mohon tunggu...
Mentari Devi Nur Ramandini
Mentari Devi Nur Ramandini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Pendidikan Indonesia

Saya Mentari Devi Nur Ramandini, mahasiswa aktif jurusan Kimia di Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN Tematik UPI 2022 Berbasis SDG's Desa dan MBKM Kelompok 128: Pendataan Sarana Sanitasi dan Air Bersih di Lingkungan RUSUNAWA RW 007 Kelurahan Ciseureuh Purwakarta

5 Agustus 2022   13:56 Diperbarui: 5 Agustus 2022   18:48 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengintegrasian kegiatan antara pengabdian kepada masyarakat, pendidikan, dan penelitian sebagai realisasi dari penerapan Tri Darma Perguruan Tinggi melalui pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu di seluruh wilayah Indonesia dengan ragam budaya dan aspirasi yang dianut . Oleh karena itu, kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini menjadi salah satu kegiatan penting yang diharapkan dapat menghasilkan generasi  yang lebih menghayati kondisi, gerak, dan permasalahan kompleks yang dihadapi oleh masyarakat dalam proses pembangunan untuk kemudian mampu menemukan, merumuskan, memecahkan, dan menanggulangi permasalahan pembangunan tersebut secara pragmatis dan interdisipliner.

Kegiatan KKN tersebut pada pelaksanaannya mengaitkan dan menghubungkan antara akademik-teoritik dengan praktik di lapangan yang akan disusun melalui program-program yang terfokus pada permasalahan di suatu tempat untuk kemudian dicari pemecahan masalahnya.

Dalam hal ini, Universitas Pendidikan Indonesia menjadi salah satu perguruan tinggi yang kembali mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dengan tema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis SDG's Desa dan MBKM. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan KKN ini dibagi ke dalam beberapa kelompok besar dengan subtema yang berbeda dengan fokus pada 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's) untuk kemudian dalam pelaksanaannya kembali dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.

Pada kegiatan KKN tersebut, Mentari Devi Nur Ramandini yang merupakan mahasiswa jurusan Kimia di Universitas Pendidikan Indonesia mendapat kelompok 128 dengan subtema Desa Layak Sanitasi dan Air Bersih. Dalam proses perancangan dan realisasi kegiatan tersebut, kelompok 128 dibimbing oleh Dr. Hj. Linda Setiawati, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Kegiatan KKN ini dilaksanakan di Lingkungan Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta.

Sanitasi dan air bersih merupakan kebutuhan dasar yang meliputi air minum, hygiene dan sanitasi, kualitas air, efisiensi penggunaan air, dan pengelolaan sumber air. Air merupakan zat yang sangat penting dalam kehidupan, baik untuk manusia, hewan, maupun tumbuhan semuanya memerlukan air untuk bertahan hidup. Namun, tak semua jenis air dapat digunakan untuk keperluan manusia. Air yang dapat digunakan merupakan air yang memenuhi syarat sebagai air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (PERMENKES) No.32 Tahun 2017.

Untuk mewujudkan sarana sanitasi dan air bersih ini, diluncurkan pendekatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STPBM) pada Tahun 2008 dengan 5 pilar, meliputi stop BAB sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan, pengelolaan sampah, dan pengelolaan limbah cair. Peluncuran program STPBM ini terus dilakukan hingga saat ini untuk terus meningkatkan sarana sanitasi dan air bersih di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan sanitasi yang buruk akan berdampak pada kesehatan manusia, seperti munculnya penyakit gangguan saluran pencernaan dan stunting.

Dalam rangka merealisasikan pelaksanaan KKN Tematik dengan subtema "Desa Layak Sanitasi dan Air Bersih", maka kelompok kecil dari kelompok 128 melakukan kunjungan ke Rumah Susun Sewa (RUSUNAWA) Ciseureuh Purwakarta untuk melakukan pendataan pengaplikasian sanitasi dan air bersih di lingkungan tersebut yang meliputi sumber air bersih, penyediaan jamban dan septic tank, penyediaan tempat cuci tangan dengan sabun, dan penyediaan Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL).

RUSUNAWA ini terdiri dari dua bangunan utama, yaitu TB 1 dan TB 2 dengan lima lantai berisi 198 kamar. Berdasarkan informasi yang kami dapat dari pihak pengurus dan penghuni RUSUNAWA  diketahui bahwasannya sumber air bersih yang digunakan berasal dari sumur bor yang dibuat secara gotong royong oleh penghuni rusun dan terdapat dua tower yang digunakan untuk menampung air dari sumur bor tersebut. Meskipun terdapat akses air bersih dari rusun tersebut, namun penghuni mengeluh akan jam penggunaan air yang terbatas, yaitu hanya dua kali sehari pada jam 05.00-06.00 WIB dan 17.00-18.00 WIB. Menurut pihak pengurus rusun, hal itu dilakukan karena jumlah penghuni rusun yang tak sedikit sehingga mengharuskan penghematan dalam penggunaan air. Sumur bor yang digunakan saat ini oleh penghuni rusun bukanlah sumur yang pertama, dua sumur bor sebelumnya sudah tidak digunakan karena tidak lagi tersedia airnya.

Untuk penyediaan jamban, seluruh kamar di rusun tersebut memilikinya dengan sarana septic tank. Menurut penghuni rusun ini, hampir tidak pernah ada masalah dengan jamban dan septic tank yang tersedia di rusun, hal tersebut menandakan bahwasannya pengaplikasian sarana sanitasi penyediaan jamban dan septic tank dalam rusun dapat dikatakan berhasil. Selain penyediaan jamban dan septic tank, rusun ini juga menyediakan dua fasilitas tempat cuci tangan dengan sabun di depan bangunan rusun sebelum memasuki bangunan. Penyediaan fasilitas tempat cuci tangan tersebut awalnya digunakan untuk pencegahan penyebaran COVID-19, namun hingga saat ini fasilitas tersebut masih baik dan dapat digunakan oleh para penghuni rusun.

Jika melihat dari sumber air, penyediaan fasilitas jamban dan septic tank, serta penyediaan fasilitas tempat cuci tangan dengan sabun dapat dikatakan bahwa rusun ini sudah berhasil melakukan pengaplikasian penerapan sanitasi dan air bersih. Namun, sayangnya untuk Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) dari limbah cair rumah tangga penghuni rusun masih belum tersedia. Para penghuni rusun mengaku bahwa limbah cair rumah tangga yang mereka hasilkan masih dibuang ke selokan yang tersedia di sekitar rusun. Padahal pembuangan limbah cair rumah tangga ke selokan akan berdampak pada tersedianya air bersih di lingkungan tersebut.

Selanjutnya, hasil dari pendataan sarana sanitasi dan air bersih ini dibuat dalam bentuk infografis yang akan diberikan kepada pihak yang bersangkutan. Dengan adanya kegiatan kunjungan dan pendataan langsung mengenai penerapan sarana sanitasi dan air bersih di RUSUNAWA RW 007 Ciseureuh ini diharapkan dapat memberikan informasi terbaru kepada pihak luar akan pentingnya pembangunan sarana sanitasi dan air bersih yang layak sebagai bentuk usaha pembangunan kesejahteraan masyarakat ke arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun