Setiap kali bertemu dengan anak-anak muda, saya selalu mengingat the founding fathers bangsa Soekarno yang pernah berkata "beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia". Filosofinya sangat dalam - bahwa tulang punggung kemajuan bangsa yang bermartabat dan sejahtera, terletak pada generasi mudanya yang semakin tangguh, profesional, berkarakter, berdaya saing tinggi dan mampu menghadapi tantangan tugas yang semakin kompleks di masa mendatang.Â
Sejarah membuktikan, Jepang membangun negaranya menjadi maju melalui restorasi meiji yang bertumpu pada generasi baru yang gigih dan ulet dan mengadopsi perubahan, begitupula Eropa yang generasinya menghadirkan banyak penemuan teknologi sehingga mendorong revolusi industri, begitupula di Timur Tengah perlintasan kerajaan dan dinasti besar beralih ke generasi yang semakin modern, Yordania, Arab Saudi, Dubai, Uni Emirate Arab menjadi kekuatan penting peradaban ekonomi dunia sekarang.
Lalu, konteks Indonesia membangun negara yang maju, sudah tergambar jelas dari Visi Indonesia 2045, yang landasannya bertumpu pada: pertama, kekuatan demografi yang didominasi oleh usia produktif (generasi muda) sehingga ketersediaan SDM berkualitas di Indonesia sangat berlimpah untuk memutar roda negara, masyarakat dan sektor private.Â
Kedua, jaminan bagi stabilnya pertumbuhan perekonomian nasional diatas 7 persen, sehingga mampu memberikan ruang besar bagi berjalannya ekonomi, meningkatnya investasi, terciptanya lapangan pekerjaan, dan berdampak bagi peningkatan pendapatan perkapita sebagai tolak ukur kesejahteraan.
Oleh karenanya, posisi anda sebagai generasi penerus bangsa, sangat penting, dan lebih penting lagi karena tugas sebagai aparatur negara, yang sifatnya memiliki kekhususan yaitu keimigrasian dan pemasyarakatan, erat dengan stabilitas keamanan, ketahanan, dan pemulihan kondisi masyarakat dari kejahatan yang membayangi peradaban di Indonesia.
Perihal keamanan dan ketahanan, semua stakeholder perlu memandang sisi kebangsaan yang utuh, butuh sinergi dan koordinasi yang kuat, dan perlu dilakukan secara terintegrasi dan komprehensif. bayangkan bagaimana luas geografi dan perbatasan Indonesia terluar, ribuan gugus pulau untaian ratna mutu manikam bangsa yang dapat berpotensi sebagai pintu-pintu masuknya ancaman dari luar terhadap negara kita.
Demikian pula dalam konteks pembinaan warga yang bermasalah hukum di lembaga pemasyarakatan, mereka yang dikategorikan penjahat semakin beradaptasi dengan perkembangan jaman, merubah modus - modus kejahatan menjadi semakin terbarukan, apakah kualitas SDM aparatur negara yang core businessnya menangani masalah ini harus berjalan ditempat?, justru sebaliknya butuh pengembangan kapasitas yang lebih strategis untuk mengantisipasi berbagai tantangan dan dampaknya yang destruktif bagi kelangsungan bangsa ke depan.
Tanggal 2 november 2018, saya ikut hadir ground breaking gedung Poltekip dan Poltekim di tangerang. Saya teringat saat menjabat sebagai Kalemdiklat Polri, mengampu pendidikan Polri termasuk para taruna Akademi Kepolisian. Maka tidak asing bagi saya untuk memahami nuansa pendidikan yang juga diterapkan di Poltekip dan Poltekim.Â
Para taruna disiapkan fisik dan jiwanya, untuk lahir ke fitrahnya sebagai aparatur negara, abdi negara. Artinya, perlu switch paradigm dari yang orientasinya sebagai masyarakat, sekarang orientasinya menjadi pelayan masyarakat, perpanjangan tangan negara, menjalankan tugas pemerintahan, menjadi Aparat Sipil Negara atau ASN yang profesional.
Saat ini, semua lembaga pendidikan, bertujuan mewujudkan pendidikan yang berkelas dunia, agar hasil didiknya juga berkualitas kelas dunia. Maka, tentu ini selaras dengan road map reformasi birokrasi 2020-2024 yang bertujuan mewujudkan birokrasi pemerintahan yang berkelas dunia.
Mengapa demikian, karena kita tidak bisa menghindari megatrends global yang selalu menghadirkan perubahan dan ketidakpastian. ASN semakin disiapkan untuk menjawab tingginya ekspektasi masyarakat atas peningkatan kualitas pelayanan publik, serta drastisnya perubahan di era industri 4.0., di mana peran mesin dan kecerdasan buatan (artificial intelligence) semakin dominan, jejaring dan fisik, serta kehidupan serba berubah oleh platform internet (internet of things).