Jika saya menikah pada usia 28 tahun dan memiliki anak satu tahun kemudian, maka pada tahun 2017 anak saya akan masuk ke jenjang sekolah dasar (SD).
Saya memang menginginkan sekolah yang terbaik untuk anak saya yang pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Kenyataannya, apa yang telah saya rencanakan memang akan terjadi. Anak saya yang sulung, tahun depan memang akan masuk SD dan tahun depan pula, masa kontrak asuransi saya akan berakhir. Artinya, saya bisa mengklaim secara utuh asuransi tersebut.
Sejauh ini, saya memang tidak pernah mengklaim apapun kepada pihak asuransi karena Alhamdulillah kesehatan saya tetap prima. Kalaupun saya sakit, hanya sakit ringan yang biayanya sudah ditanggung oleh asuransi kesehatan dari kantor saya bekerja.
Lalu, apakah dengan hanya klaim asuransi nantinya biaya pendidikan anak akan tercukupi? Pastinya tidak.
Untuk mempersiapkan dana lanjutan pendidikan anak saya, saya dan suami sepakat berinvestasi di bidang properti, khususnya rumah sewa dan kos. Di Batam, bisnis sewa rumah memang terbilang sangat prospek.
Kami mulai membeli satu rumah sewa siap huni pada 2011 lalu. Saat itu kami memiliki tabungan yang cukup lumayan tapi memang tidak mencukupi untuk membeli rumah tersebut secara tunai tanpa pinjaman. Kami pun memberanikan diri untuk meminjam modal usaha di salah satu bank dalam jangka waktu pendek, hanya dua tahun. Besaran cicilannya sekitar Rp 5 juta per bulannya. Dengan gaji kami berdua plus pendapatan dari uang sewa yang besarnya Rp 1.250.000 sebulan, pembayaran cicilan utang bank tersebut tidaklah begitu berat.
Lagipula, utang tersebut lunas pada tahun 2013 dimana usia anak kami masih balita. Beban biaya untuknya pun belum begitu besar.Â
Mengapa kami berinvestasi rumah sewa? Tujuannya adalah, hasil dari rumah sewa yang diterima setiap bulan itulah yang akan kami gunakan untuk membayar biaya bulanan sekolah anak kami yang sulung.
Jika semuanya berjalan lancar seperti rencana, berarti untuk biaya masuk sekolah SD anak sulung kami sudah terselesaikan dengan pencairan asuransi kesehatan plus investasi yang sudah saya mulai sejak 2007 lalu. Sementara biaya sekolah setiap bulannya bisa diambil dari investasi properti yang sudah kami lakukan.
Strategi ini juga kami terapkan untuk anak kami yang kedua yang kini masih berusia tiga tahun.