Mohon tunggu...
Menik Nur Rahmadani
Menik Nur Rahmadani Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Penggunaan Obat Tetes Mata Manusia untuk Hewan? Emang Bisa?

4 April 2024   08:02 Diperbarui: 4 April 2024   08:08 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://x.com/ataditt?s=11&t=nxNwIinPtfKq34EZe2EL7g 

Obat tetes manusia umumnya dirancang khusus untuk digunakan pada manusia. Namun, seringkali pemiliki hewan peliharaan mencoba untuk mengobati masalah kesehatan mata hewan mereka dengan menggunakan obat tetes manusia. 

Dalam praktik perawatan hewan, pemilik hewan seringkali menghadapi masalah Kesehatan mata pada hewan peliharaan mereka, seperti iritasi mata, infeksi, atau kondisi lainnya. Dari sinilah ada beberapa pemilik hewan mencoba mengobati masalah ini dengan menggunakan obat tetes mata manusia yang tersedia secara luas di pasaran. Namun, bagaimana keamanan, efektivitas, dan implikasi dalam penggunaan obat tetes mata tersebut?

Dalam unggahan akun twitter @ataditt menceritakan tentang seorang temannya yang ditanya oleh tetangganya, kebetulan tentang kesehatan mata hewan. Berawal dari sebuah chat tetangganya yang mengirim foto keadaan si anabul dengan mata yang sudah membengkak. Dari sinilah timbul kecurigaan. Mata anabul tersebut sudah hampir bisa dibilang parah. 

"Kalo dari foto kemungkinan sudah sampai anterior uveitis (tetapi hanya hipotesis, masih membutuhkan uji lanjut)", kata sang pemilik akun. Kemudian setelah ditelusuri didapatkanlah kondisi patologis anabul, tidak hanya melibatkan sclera dan conjunctiva saja. Mata merah tersebut juga disebabkan oleh vaskularisasi yang berlebih. Hal ini dikarenakan sang owner memberikan obat sakit mata manusia yang mengandung antibiotic kepada hewan peliharaannya. Obat itu adalah Alletrol Compositium, merupakan obat tetes mata yang mengandung antibiotic (neomycine & polymyxin B) dan kortikosteroid. 

Kortikosteroid merupakan kelompok obat yang mengandung hormon steroid sintesis. Obat ini dapat menghambat produksi zat yang menimbulkan peradangan dalam tubuh, serta dapat bekerja sebagai imunosupresan dalam menurunkan aktivitas dan kerja sistem imun. Kortikosteroid sering digunakan untuk meredakan peradangan pada beberapa kondisi, seperti alergi, lupus, reumathoid arthritis serta mengobati polip. 

Satu bulan pasca pemberian obat tetes tersebut terlihat adanya chemosis. Chemosis merupakan kondisi patologis dimana membrane mukosa (konjungtiva) yang melapisi bagian dalam kelopak mata mengalami pembengkakan dan peradangan. Hal ini dapat menyebabkan mata terlihat seperti menonjol atau penuh. 

Obat tetes mata manusia bisa digunakan untuk hewan dengan dosis dan indikasi yang sesuai dengan keadaan matanya, dalam artian harus dengan pengawasan dokter hewan. Biasanya praktik-praktik yang menerima konsultasi mata sering menggunakan obat tetes mata dengan nama dagang "Cendo". 

Mata merah juga banyak diagnosanya, tidak hanya conjunctivitis saja. Dan mata merah juga bisa disebabkan oleh infeksi, trauma, atau kelainan bulu mata. Terdapat satu kondisi anabul yang tidak boleh diberikan obat tetes mata dengan kandungan kortikosteroid. Corneal ulcer atau ulkus kornea merupakan kotraindikasi dari penggunaan kortikosteroid. Ulkus kornea adalah suatu kondisi ketika terdapat luka terbuka pada kornea. Umumnya, hal ini disebabkan oleh infeksi pada kornea yang dikenal dengan istilah keratitis. 

Oleh karena itu, sebagai pemilik hewan peliharaan yang bijak, kita sebaiknya tidak gegabah dalam memberikan obat kepada hewan kesayangan. Hanya karena obat tersebut aman untuk kita, bukan berarti aman juga untuk hewan peliharaan kita. Walaupun penggunaan obat tetes mata manusia pada hewan bisa menjadi pilihan dalam beberapa kasus tertentu, penting untuk memahami baik efektivitas maupun risiko yang akan terjadi. Konsultasi dengan dokter hewan sebelum penggunaan adalah langkah yang bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun