Hai, kenalin aku Menik Zahrina Ghassani, mahasiswa Fakultas Vokasi Universitas Airlangga. Jumlah penderita gagal ginjal di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang masih berusia muda semakin meningkat. Bagaimana kondisi ini memengaruhi kualitas hidup mereka dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya? Simak Artikel berikut.Â
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta, sebagai salah satu pusat rujukan medis terbesar di Indonesia, mencatat peningkatan jumlah pasien gagal ginjal yang masih berusia muda. Fenomena ini memprihatinkan mengingat usia muda seharusnya adalah masa produktif. Salah satu faktor utama yang memicu meningkatnya kasus ini adalah pola hidup tidak sehat.
Gaya hidup modern seringkali membawa kebiasaan makan yang buruk. Makanan cepat saji, camilan tinggi garam, dan makanan olahan menjadi pilihan banyak anak muda karena kemudahan dan rasanya yang enak. Asupan garam dan lemak yang tinggi dapat merusak fungsi ginjal dan meningkatkan risiko hipertensi serta diabetes, dua penyebab utama gagal ginjal.
Kurangnya aktivitas fisik juga berperan dalam meningkatnya kasus gagal ginjal. Banyak anak muda yang memakan waktu berjam-jam di depan layar komputer atau ponsel, mengurangi waktu untuk berolahraga. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas, yang berisiko tinggi menyebabkan gangguan ginjal.
Serta, kebiasaan tidak minum cukup air juga sering terjadi pada anak muda. Minuman manis atau berkafein seringkali lebih menarik dibandingkan air putih. Survei menunjukkan bahwa banyak anak muda saat ini kurang suka mengonsumsi air putih dan lebih memilih minuman berasa seperti soda, kopi, atau minuman kemasan. Fenomena ini cukup memprihatinkan karena kurangnya asupan air putih dapat berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan, termasuk gagal ginjal. Dehidrasi kronis dapat menyebabkan kerusakan ginjal jangka panjang karena ginjal harus bekerja lebih keras untuk menyaring darah tanpa cukup cairan.
Selain itu konsumsi obat-obatan atau suntik putih sangat marak saat ini, di berbagai sosial media banyak yang menjual tanpa adanya pengawasan BPOM, konsumsi suplemen yang tidak tepat dan praktik suntik putih yang populer untuk memperbaiki penampilan sangat dikhawatirkan karena efek samping yang serius terhadap kesehatan ginjal.
Gagal ginjal kronis membutuhkan perawatan yang intensif, seperti dialisis rutin atau transplantasi ginjal. Hal ini secara signifikan menurunkan kualitas hidup pasien muda yang seharusnya menikmati masa produktifnya. Menderita penyakit kronis di usia muda dapat menyebabkan stres psikologis, depresi, dan kecemasan. Penderita sering merasa terbebani dengan kondisi kesehatannya yang mempengaruhi masa depan dan kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan normal.
Perawatan gagal ginjal memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dialisis, obat-obatan, dan kemungkinan operasi transplantasi dapat menjadi beban finansial yang berat bagi pasien dan keluarganya. Maka penting untuk menjaga kesehatan seperti kata pepatah "Sehat itu Mahal". Anak muda perlu didorong untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin untuk mendeteksi dini kemungkinan penyakit ginjal. Pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan fungsi ginjal dapat membantu dalam pencegahan dini.
Edukasi tentang pentingnya pola makan seimbang, cukup minum air putih, dan berolahraga juga perlu ditingkatkan. Kampanye di media sosial bisa membantu mengubah kebiasaan buruk. Dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan perubahan pola hidup yang lebih sehat, diharapkan jumlah penderita gagal ginjal di usia muda dapat dikurangi, sehingga generasi muda Indonesia dapat tumbuh sehat dan produktif.
Maka dari itu, yuk kita mulai dari diri sendiri untuk hidup lebih sehat dan bahagia. Ingatlah, kesehatan adalah harta yang paling berharga.