Diam... iya diam...
Aku hanya mampu diam
dalam hiruk pikuk,
tak mengungkap sepatah kata pun
entah takjub atau silau
atau bahkan takut...
entahlah... Aku pun tak mengerti
mengapa seperti itu.
Menegakkan kepala pun tak mampu,
apalagi harus menapakkan kaki
tapi...
kegelapan mendahului terbit,
menghantam jiwa - jiwa pengekang
dan kini ketahuilah...
diam ku berarti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!