Mohon tunggu...
Menik Ardi Leksono
Menik Ardi Leksono Mohon Tunggu... -

// www.alumnismangombong88.blogspot.com /\r\nGuru IPA / \r\nPelatih ekskul Radio Sekolah (T-Radio) /\r\nKepala Sekolah PAUD Non Formal /\r\nSie Litbang HIMPAUDI Cabang Duren Sawit //\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hari Rabu yang ditunggu...

5 Januari 2013   21:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:28 2617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

(Kebaya koleksi: tokopedia.com) Hari Rabu, 9 Januari 2013 ditunggu-tunggu sama para siswa  sekolah Negeri di DKI.  Mengapa demikian? Karena anak-anak sekolah Negeri di DKI penasaran melihat ibu gurunya mengajar dengan menggunakan Kebaya Betawi.  Sedangkan Ibu Guru masih banyak yang bingung karena belum memiliki kebaya Betawi dan masih belum tahu model Kebaya  Betawi Kerancang seperti apa. Menurut Jakarta.go.di. Busana Kerancang adalah jenis busana Betawi yang biasa dipakai oleh none mantu dalam acara pernikahan adat Betawi dan sering disebut KEBAYA ENCIN. Kebaya encim sering digunakan para ibu dalam berbagai acara baik formal maupun informal. Pada mulanya, kebaya encim yang merupakan kebaya asli Betawi, hanya diperuntukkan golongan nyai-nyai. Karena harganya mahal, maka masyarakat Betawi yang ekonominya lemah tidak mampu membelinya. Orang Cina yang sangat pandai bergaul mencoba mengadaptasi pakaian asli Betawi ini. Dengan mengenakan pakaian penduduk asli, orang Cina berharap ia bisa diterima dan menjadi bagian dari penduduk asli. Dan karena secara ekonomi orang Cina lebih baik maka lebih banyaklah yang mengenakannya. Karena sebagian besar yang memakai orang Cina maka kebaya tadi sering disebut kebaya encim. Pada mulanya, orang Betawi ketika melihat seseorang memakai kebaya encim akan mengatakan "eh, elo pake kebaya encim nih". Oleh karena itu Persatuan Wanita Betawi kini memperkenalkan baju tersebut dengan nama Kebaya Kerancang. Menurut Kompas.com: Gubenur DKI Bapak Jokowi  akan memulai dari tubuh Pemprov DKI untuk dapat menumbuhkan tradisi budaya kebetawian, khususnya di DKI Jakarta. "Kalau yang menghargai bukan kita siapa lagi, siapa yang suruh pakai kalau bukan kita. Yang menghargai budaya kita harus kita mulai dari kita sendiri. Kalau tidak kita akan lupa nanti yang muda-muda lupa semuanya," katanya. Jokowi memberikan waktu selama satu bulan bagi seluruh PNS DKI yang masih belum memiliki baju khas Betawi. Seperti diketahui, untuk baju Betawi bagi PNS laki-laki dengan menggunakan baju koko dengan sarung di leher atau sadariah dan bagi PNS perempuan dengan menggunakan kebaya encim. Peraturan mengenai baju khas Betawi telah tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) No 209/2010 yang diterbitkan sejak 28 Desember 2012. Dalam Pergub itu dinyatakan bahwa per 2 Januari 2013 PNS di DKI Jakarta wajib mengenakan pakaian khas daerah di setiap hari Rabu. "Saya beri waktu satu bulan kok. Enggak ada sanksi, pasti ikut peraturannya semua kok he he he," kata Jokowi. Semoga Ibu Guru sekolah Negeri  di DKI,  tidak kebingungan lagi memilih Kebaya Betawi Kerancang.  Masih diberi kesempatan sebulan untuk mempersiapkan diri dan Enggak ada sanksi. Karena Jokowi yakin Ibu Guru pasti ikut peraturan Gubenur. Sekedar informasi, kalau mau dapat harga Kebaya Betawi Kerancang yang murah, datang saja ke Pasar Tanah Abang. Di Pasar Tanah Abang bisa memilih aneka warna dan harga yang relatif murah. Satu stel Kebaya Kerancang harga berkisar Rp. 150.000 sampai 300.000,- Harga 150.000,- beli di Pasar Tanah Abang, kalau sudah masuk ke mall bisa berubah jadi 400.000,- Buat yang punya jiwa bisnis, saatnya jualan Kebaya Kerancang ke sekolah-sekolah, dijamin laris manis....  Contoh di satu  SMP Negeri Ibu  gurunya ada 30 orang. Kalau di Kecamatan ada 20 SMP Negeri berarti membutuhkan 600 Kebaya Kerancang. Kalau ambil untung Rp. 50.000 tiap kebaya, berarti keuntungan yang diperoleh Rp. 50.000 x 600 = Rp. 30.000000,-   Wooow....!!!  Anda berminat....!?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun