[caption caption="Blusukan Jakarta Premier"][/caption]Kali ini, saya mendapat kesempatan untuk menyaksikan Premier sebuah Film Indonesia dengan judul Blusukan Jakarta yang dilaksanakan di FX Jakarta. Jika anda penggemar Jokowi, film ini jelas gak ada hubungannya dengan beliau, walau memakai judul "Blusukan", sebuah trend yang diangkat ketika om Jokowi masih jadi gubernur DKI dulu.
Acara ini berjalan seru, dimana bersama teman-teman dari media, saya berkesempatan untuk menyaksikan film Blusukan Jakarta, sebuah film yang menampilkan salah satu kehidupan Jakarta dari sisi lain.
Jika anda membayangkan Jakarta sebagai sebuah kota yang megah, modern dan mewah, kali ini anda tidak akan menemukannya di film ini. Film ini menampilkan sisi kumuh Jakarta yang jarang di tampilkan dalam film-film Indonesia lainnya.
[caption caption="Indri Satria Putri membawakan soundtrack film ini pada opening Premiere Blusukan Jakarta"]
Om Azhar Kinoi Lubis, sebagai sutradara berhasil menampilkan sisi lain Jakarta ini dalam balutan kisah yang cukup menarik. Kerasnya Jakarta, kumuhnya Jakarta dapat kita lihat disini.
Seperti yang pernah saya tuliskan di status saya di Facebook, karakter Jakarta beserta penduduknya itu,yang hanya bisa dipahami oleh orang yang lahir dan besar di Jakarta atau setidaknya pernah tinggal lama dan bergaul di Jakarta, dan hal itu ditampilkan secara nyata di Film ini.
Kekerasan di Jakarta, terutama pemanfaatan anak kecil sebagai objek peminta-minta di jalan-jalan Jakarta ditampilkan sebagai cerita utama di film ini. Namun yang membuat saya kagum oleh film ini adalah angle pengambilan gambar yang menurut saya luar biasa.
[caption caption="om Azhar Kinoi Lubis, yang kiri, yang kanan orang ganteng.. :P"]
Sudut-sudut kumuh yang menurut saya "Jakarta Banget" berhasil ditampilkan dengan detail dan terlihat nyata di film ini, bahkan seperti kata Sutradaranya, om Azhar Kinoi Lubis, film ini lebih unggul dari film Amerika karena untuk menampilkan Lalat, film ini tidak memerlukan efek komputer. Memang film ini penuh dengan lalat, hingga suaranya berasa sekali, cukup bikin merinding bagi yang tidak suka serangga.
Seorang wartawan kala di press conference sempat bertanya, apakah setting film ini dibuat? jawabnya jelas tidak! Jika anda pernah mengunjungi daerah pelabuhan dan daerah padat penduduk seperti misalnya Muara Angke Jakarta Utara, anda pasti tau kondisi tempat itu sesungguhnya dan setting film ini adalah sama. Survey lokasi yang benar-benar keren.
[caption caption="Para Pemain film Blusukan Jakarta bersama seorang pria ganteng... *siulsiul"]
Tokoh utama di film ini adalah Marcio Sebsam yang wajahnya seringkali nongol sebagai bintang aneka iklan. Dia berperan sebagai Tony, seorang wartawan asing yang dipekerjakan oleh Berita Satu untuk membuat topik yang menarik di acara TV. Dari "kejailannya" Tony terjebak di sebuah kampung kumuh Jakarta yang dikuasai oleh Jampang (Ence Bagus) yang mempekerjakan perempuan untuk menjadi PSK dan anak-anak untuk menjadi pengemis ataupun pengamen jalanan.
Mentari De Marelle yang berperan sebagai Anggun, bermain cukup bagus di film ini, dia berperan sebagai seorang guru yang mengajar anak-anak di kampung kumuh itu dan menjadi satu-satunya orang di situ yang dapat berkomunikasi dengan Tony karena hanya dia di kampung kumuh itu yang bisa berbahasa Inggris.
Namun Tokoh yang paling menarik perhatian saya adalah Shita Destya, dia berhasil membuat tokoh Marni yang merupakan seorang ibu sekaligus seorang PSK menjadi sangat amat hidup. Aktingnya benar-benar bagus dan membuat film ini menjadi sangat menarik. Penjiwaan yang bagus dari artis muda yang biasanya tampil seksi ini.
Pemain senior om Hengky Solaiman juga tampil sebagai ustadz di sebuah mesjid di kampung itu, kalau beliau sudah tidak perlu diragukan lagi kemampuan aktingnya.. top abis gitu lho..
[caption caption="Shita Destya, bermain dengan keren sebagai PSK dan seorang ibu..."]
Adegan ketika Tony dikejar oleh preman juga sangat menegangkan, "pameran lokasi" yang menggambarkan keribetan serta kekumuhan sebuah daerah dapat kita saksikan dengan angle yang sangat cinematik secara frame ke frame. Pemindahan kamera yang berkesinambungan hingga tidak berkesan putus membuat film ini enak untuk disaksikan.
Secara keseluruhan, diluar beberapa "cacat cerita", Film ini berhasil memberikan pesan kepada penontonnya, sekaligus berhasil menampilkan sisi lain dari Jakarta yang tidak mungkin bisa dilihat oleh orang-orang Jakarta yang hanya menghabiskan waktu luangnya berjalan-jalan ke Mall dan tempat mewah Jakarta.
Executive Producer Blusukan Jakarta, om Johannes Tong, berharap film ini bukan hanya bisa ditonton oleh orang banyak, namun film ini dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia.
Saya Rasa Cukup Review dari saya dan saran saya untuk anda dan warga Jakarta, Saksikan Film ini dan temukan sisi lain dari Jakarta..Sisi Keras dari Jakarta yang sesungguhnya... Ayo Blusukan Jakarta.
[embed width="506" height="285"]http://www.youtube.com/embed/Sm2dodz4y0w[/embed]
Oh ya, film ini akan tayang tanggal 24 Maret 2016 besok di bioskop-bioskop seperti biasa.
Saksikan filmnya di Bioskop, Jangan nunggu ada yang mbajak dan ngupload di Youtube ya...*siulsiul
Salam
Widianto Didiet
[caption caption="Blusukan Jakarta ( https://www.facebook.com/Blusukan-Jakarta-1668124473429152/ )"]
Â
____________________
Â
Bonus : Vlogging Blusukan Jakarta Premiere
[embed width="506" height="285"]http://www.youtube.com/embed/21ZV3_UTAqM[/embed]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H