Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

"Blusukan Jakarta" Realitas Jakarta dalam Sebuah Film

22 Maret 2016   10:25 Diperbarui: 24 Maret 2016   11:27 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tokoh utama di film ini adalah Marcio Sebsam yang wajahnya seringkali nongol sebagai bintang aneka iklan. Dia berperan sebagai Tony, seorang wartawan asing yang dipekerjakan oleh Berita Satu untuk membuat topik yang menarik di acara TV. Dari "kejailannya" Tony terjebak di sebuah kampung kumuh Jakarta yang dikuasai oleh Jampang (Ence Bagus) yang mempekerjakan perempuan untuk menjadi PSK dan anak-anak untuk menjadi pengemis ataupun pengamen jalanan.

Mentari De Marelle yang berperan sebagai Anggun, bermain cukup bagus di film ini, dia berperan sebagai seorang guru yang mengajar anak-anak di kampung kumuh itu dan menjadi satu-satunya orang di situ yang dapat berkomunikasi dengan Tony karena hanya dia di kampung kumuh itu yang bisa berbahasa Inggris.

Namun Tokoh yang paling menarik perhatian saya adalah Shita Destya, dia berhasil membuat tokoh Marni yang merupakan seorang ibu sekaligus seorang PSK menjadi sangat amat hidup. Aktingnya benar-benar bagus dan membuat film ini menjadi sangat menarik. Penjiwaan yang bagus dari artis muda yang biasanya tampil seksi ini.

Pemain senior om Hengky Solaiman juga tampil sebagai ustadz di sebuah mesjid di kampung itu, kalau beliau sudah tidak perlu diragukan lagi kemampuan aktingnya.. top abis gitu lho..

[caption caption="Shita Destya, bermain dengan keren sebagai PSK dan seorang ibu..."]

[/caption]

Adegan ketika Tony dikejar oleh preman juga sangat menegangkan, "pameran lokasi" yang menggambarkan keribetan serta kekumuhan sebuah daerah dapat kita saksikan dengan angle yang sangat cinematik secara frame ke frame. Pemindahan kamera yang berkesinambungan hingga tidak berkesan putus membuat film ini enak untuk disaksikan.

Secara keseluruhan, diluar beberapa "cacat cerita", Film ini berhasil memberikan pesan kepada penontonnya, sekaligus berhasil menampilkan sisi lain dari Jakarta yang tidak mungkin bisa dilihat oleh orang-orang Jakarta yang hanya menghabiskan waktu luangnya berjalan-jalan ke Mall dan tempat mewah Jakarta.

Executive Producer Blusukan Jakarta, om Johannes Tong, berharap film ini bukan hanya bisa ditonton oleh orang banyak, namun film ini dapat dinikmati dan dirasakan manfaatnya oleh rakyat Indonesia.

Saya Rasa Cukup Review dari saya dan saran saya untuk anda dan warga Jakarta, Saksikan Film ini dan temukan sisi lain dari Jakarta..Sisi Keras dari Jakarta yang sesungguhnya... Ayo Blusukan Jakarta.

[embed width="506" height="285"]http://www.youtube.com/embed/Sm2dodz4y0w[/embed]

Oh ya, film ini akan tayang tanggal 24 Maret 2016 besok di bioskop-bioskop seperti biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun