Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Foto vs Video

24 Juli 2015   01:48 Diperbarui: 24 Juli 2015   01:48 1851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk kemudahan penyajian, karya fotografi jauh lebih mudah disajikan jika dibandingkan dengan karya videografi.

Dengan melihat fakta diatas, Jika dikatakan bahwa Videografi akan menyingkirkan Fotografi dengan mudah, Menurut saya tidaklah semudah itu.

Prospek Bisnis Fotografi dan Videografi

Secara Bisnis, saat sekarang ini adalah titik yang sangat rawan untuk bidang fotografi. Dengan "meledaknya" digital camera, sampai-sampai Camera HP saat ini memiliki kemampuan yang sangat mumpuni, bahkan mengalahkan kualitas DSLR generasi awal, semakin banyak orang yang bisa memotret tanpa harus belajar fotografi lebih dulu. Tinggal pencet dan jadilah sebuah foto.

Jika dulu, sebuah keluarga banyak yang pergi ke studio foto untuk membuat foto keluarga, sekarang ini, cukup dengan kamera digital maka jadilah foto keluarga. Jelas lebih mudah karena mereka bisa melihat hasilnya secara langsung.

Bahkan kamera digital kelas DSLR saat ini harganya sudah sangat murah. Bandingkan jika dulu untuk mendapatkan sebuah kamera DSLR, kita harus mengeluarkan uang puluhan juta. Sekarang, dengan beberapa juta saja kita sudah bisa mendapatkan kamera DSLR. Hal ini membuat semakin banyak orang yang menjadi fotografer. Baik fotografer beneran yang menguasai teknis ataupun sekedar gaya-gayaan.

Mengedit fotopun bisa dilakukan dengan mudah. Dengan program baik yang bajakan atau yang gratisan, semua bisa dilakukan. Mempelajarinyapun bukan hal yang rumit karena ada juga program yang langsung mengubah foto menjadi seperti yang diinginkan. Semua bisa menjadi fotografer sekarang.

Bahkan ada istilah "Fotografer Sabtu-Minggu" dimana mereka hanya menjadi fotografer di hari libur mereka, sedangkan pekerjaan utamanya bukanlah fotografer. Yang kadang disesalkan, kadang mereka mematok harga yang jauh dibawah harga pasar, karena toh mereka hanya "iseng-iseng" untuk sekedar mencari tambahan.

Jelas, persaingan di bidang fotografi jauh lebih sulit. Dengan kemudahan digital ini dan banyaknya persaingan membuat harga jual karya fotografi menjadi jatuh. Sangat jatuh hingga nyaris masuk titik terendah.

Kita bisa lihat kenyataannya sekarang dengan banyaknya studio foto yang membanting harga hingga membuat shock sesama fotografer. Walau katanya ada harga ada kualitas, dengan kondisi ini, membuat banyak fotografer berkualitas yang terpaksa menurunkan harga karena sepinya job atau bahkan alih profesi ke bidang lain.

Untuk Videografi, saat ini masih merupakan bidang dengan "pemain" yang tidak sebanyak fotografi. Jika dibandingkan, jumlah videografer mungkin tidak mencapai 1/10 dari jumlah fotografer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun