Mohon tunggu...
Widianto.H Didiet
Widianto.H Didiet Mohon Tunggu... Model - Pria Tampan Pencari Cinta

Seorang pecinta seni yang mencari makan dari dunia kreatif, suka jalan jalan selama tidak menyusahkan dan tentunya sangat menikmati Wisata Kuliner sebagai kebutuhan wajib yang tidak bisa ditinggalkan. Aktif di dunia fotografi sebagai praktisi, hobi dan sekaligus pengisi pundi pundi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

2 Milyar 700 Juta Rupiah, Mau?

11 September 2010   03:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:18 4381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penipuan ada di mana mana, apalagi di ibukota Indonesia ini yang terkenal kejam dan penuh dengan kelicikan. Kali ini aku menuliskan sebuah penipuan yang terjadi beberapa waktu lalu dan nyaris memakan korban.   Ceritanya.. Waktu ngajak Archie, anjing kami jalan jalan, mamaku menemukan amplop coklat. Dan setelah dibuka, isinya..hwalaaa... cek BCA sebesar Rp.2.700.000.000,- dan surat surat berupa surat keterangan tanah di manokwari dan SIUP dari Pemda Jawa Timur. Merasa itu barang penting, mamaku menelpon nomer yang ada di SIUP, 081381116777 atas nama LUMAKSONO TRI SARJONO Ak. Presiden Direktur PT. MICO GRAHA PAVINDO. ( nama dan telpon tidak disensor.. siapa tau ada yang mau iseng nyoba nelpon ) Dan si Lumaksono itu mengaku kehilangan surat itu waktu di Jakarta semalam, sedangkan pagi2 sudah kembali ke surabaya. Dia menyatakan akan memberi hadiah 20 jt jika mama mau mengembalikan surat itu ke Surabaya. Untungnya mamaku itu bukan tipe ibu rumah tangga yang biasanya gampang ditipu. Beliau bilang sama si direktur, supaya kalau memang mau transfer aja uangnya dulu.. Si direktur itu meminta alamat rumah dan dengan manisnya mama memberikan alamat KANTOR POLISI di Kemang (tapi mama memberikan nomer rekeningnya pada si direktur itu, siapa tau beneran ditransfer kata mamaku dan toh tidak bisa apa apa), lalu mamaku menutup telpon menunggu si direktur katanya mentransfer uang. Beberapa kali pak direktur itu menelpon mama dengan HIDDEN NUMBER yang membuat mamaku merasa tidak beres. Si direktur meminta mama ke atm untuk memeriksa rekening. Mana mau mamaku disuruh2 gitu. Beliau bilang tunggu besok saja, sekalian belanja ke pasar (sejak kapan mama belanja ke pasaaaar, tugasnya mbak siti itu) dan hari itu si direktur berhenti menelpon dan menyatakan akan menelpon lagi besok setelah mewanti-wanti kalau sudah di ATM agar menelpon dia. Saat itu aku tidak dirumah dan ketika aku tiba aku diceritakan kronologisnya.. aku cek surat surat itu.. memang sepintas tampak asli.. tapiiiii... setelah cek ricek.. ada yang lucu.. :P CEK LUNTUR ketika aku oleskan sedikit air... mana bisa cek bca luntur pada logonya... pada tulisan jumlah uangnya mungkin luntur... ketauan bahwa itu cek dari hasil printer... (salah BCA... Ceknya gampang malsunya :P ) [ LIHAT DI FOTO ] Surat2 penting itu juga demikian..logo pada kop juga dari printer.. tinta mbleber saat kena air... (tapi ini ini masih bisa diterima.. secara pemerintahan di ujung dunia gitu lho... terkadang suka gak modal.. :P ) lalu karena penasaran aku cari di internet dan menemukan berita yang kira kira seperti ini : http://imranrosadi.wordpress.com/2009/01/21/modus-penipuan-baru-tebar-amplop-berisi-dokumen/#more-563 makin yakinlah aku bahwa ini penipuan.. alhamdulillah mamaku tidak tertipu... :P Hati2 teman teman rekan kompasianer.. makin aneh2 saja modus penipuan jaman sekarang.... Foto Foto Dokumen: [caption id="attachment_255096" align="alignnone" width="500" caption="Pas Foto yang Tertera"][/caption] [caption id="attachment_255097" align="alignnone" width="500" caption="cap luntur dan tanda tangan pada cek"][/caption]   [caption id="attachment_255099" align="alignnone" width="437" caption="SIUP PT. Mico Graha Pavindo"][/caption] [caption id="attachment_255100" align="alignnone" width="441" caption="Surat Keterangan Tanah"][/caption]   (nama dan isi dari kertas ini sengaja tidak saya buramkan, untuk mencegah penipuan terjadi lagi dan memakan korban)    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun