[caption id="attachment_323005" align="aligncenter" width="600" caption="Pencarian Tuhan... Tuhan dimana Kau?"][/caption]
Ada perbedaan antara keilmuan dan keimanan..
Kita bisa dan layak membahas atau berdebat soal ilmu sampai berbusa, karena pembuktian kebenaran soal ilmu bisa dilakukan.. Kalau soal keimanan, gak perlu dibahas.. karena kalau soal keimanan, jurinya cuma Allah.. Pembuktian kebenaran soal keimanan ataupun yang diimani, sampai "ngeden" sulit dilakukan..
Â
Begitu pula dalam keseharian, yang berilmu belum tentu beriman.. It's ok, karena kalau sudah tau ilmunya terserah dia mau mengimani atau tidak.. Itu adalah pilihan pribadi yang tak bisa dipaksakan.  Yang beriman berilmu? Bodoh namanya kalau beriman tanpa ilmu.. Ngapain beriman sama sesuatu yang nggak jelas.. Pelajari dulu biar tau apa yang diimani. Kadang sering terjadi "iman buta" yang berarti hanya beriman tanpa mengerti makna dari yang diimani. Suatu kekosongan dalam iman...  Repotnya kadang penafsiran tentang suatu ilmu, tergantung pada kebutuhan pribadi atau golongan.. Jadinya kadang pemaksaan akan keimanan yang berdasarkan ilmu terjadi... dimana terjadi suatu pemahaman akan ilmu yang palsu, hingga iman menjadi bukan kebenaran tapi pembenaran..  Berdebatlah soal ilmu. Karena ilmu pasti mempunyai dasar. Tapi kalau berdebat soal iman, hanya akan jadi debat kusir tanpa ada pembuktiannya...  *siulsiulÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H