Mohon tunggu...
Achmanto Mendatu
Achmanto Mendatu Mohon Tunggu... -

Berkarya untuk www.anakbaca.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Siapa mengancam, Jokowi atau Prabowo?

22 Mei 2014   12:05 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak lama saya apolitik, meski tidak tutup mata. Namun mencermati berita-berita tentang pencapresan belakangan ini yang heboh di semua media (yang sudah semestinya), saya jadi agak terusik untuk beropini. Untuk itu, pertama-tama saya harus mengakui dulu kalau saya bukan orang agamis dalam pengertian biasanya. Saya menjunjung tinggi kebebasan individu dalam berpikir dan kemerdekaan bernalar. Pun saya mendukung penghapusan kolom agama dalam KTP. Jadi, ketika melihat dua pasang kandidat pemimpin yang ada, saya melihatnya dari kacamata itu.

Katakanlah Jokowi yang jadi presiden, apa dampaknya bagi orang-orang seperti saya? Melihat jejaknya yang tetap mempertahankan Lurah Susan tempo hari ketika digugat oleh FPI karena ia seorang lurah beragam Kristiani di lingkungan yang mayoritas Islam dan kenyataan bahwa Ahok wagub-nya juga Kristiani dan Tionghoa, saya bisa berharap bahwa kaum minoritas di negeri ini akan terlindungi. Kompetensi akan lebih dihargai ketimbang kategori-kategori etnisitas atau kepercayaan agama. Saya melihat Jokowi serupa dengan Obama - Partai Demokrat di Amerika Serikat yang mewakili gagasan-gagasan progresif, sains, dan pluralitas. Saya sangat berharap saya tidak keliru. Semoga yang dibawa oleh ideologinya adalah humanisme universal: bahwa semua manusia sederajat, bahwa hanya sains yang harus jadi patokan dalam kebijakan, dan bahwa pluralitas adalah bagian hakiki dari kemanusiaan. Itu artinya, penyerangan apapun terhadap kelompok lain yang berbeda kepercayaan, atas dasar apapun harus dianggap sebagai sebuah pelanggaran berat.

Saya tidak menafikan bahwa Indonesia semakin puritan belakangan. Sedikit-sedikit serangan atas nama agama diluncurkan, sentimen etnis dimunculkan. Berbagai peraturan berbasis agama bermekaran di mana-mana, yang tentunya berbasis agama mayoritas. Pelan-pelan, kepercayaan yang berkembang di masyarakat semakin 'fundamentalis', bahwa yang benar hanya 'kami' dan 'kalian" bukan (beragama memang pasti seperti itu, tapi penghormatan kepada yang lain semestinya menjadi bagiannya). Semangat toleransi dan keberbedaan tampaknya semakin menjauh. Mudah kita lihat di mana-mana, kantor-kantor pemda mewajibkan aturan-aturan tak penting yang menggelikan berbasis agama, yang tak ada hubungannya dengan kinerja. Gegap gempitanya pemerintah, yang diwakili menkominfo dalam memblokir situs-situs yang porno betulan atau diindikasikan berbau porno, adalah bagian dari semangat itu.

Kondisi semakin 'puritan' itu, saya kuatirkan akan semakin kelam apabila Prabowo menjadi presiden. Dengan pendekatan 'keamanannya', maka akan sangat mudah baginya untuk menihilkan kelompok-kelompok minoritas.  Fakta bahwa sampai saat ini dia masih sebagai pihak tertuduh pelanggaran HAM agak merisaukan. Lihat juga gerbong yang dihelanya yang  mohon maaf, lebih terlihat condong ke arah 'mengetatkan Indonesia sesuai ajaran agama mayoritas." Jadi, Prabowo seperti George Bush yang merepresentasikan Partai Republik di Amerika Serikat, pembela dan pengusung kaum Puritan (semua kristen fundamentalis di AS jika tidak apolitik maka pendukung republik). "Kontrol, kontrol dan serang" akan menjadi jimat suci dalam kekuasaannya.

Jadi, siapa lebih mengancam, Jokowi atau Prabowo? Buat saya, Jokowi lebih aman untuk dipilih. Saya yakin, kebanyakan orang yang mendukung kebebasan beragama dan pluralitas pun akan demikian. Persoalannya, Indonesia telah beranjak ke arah puritanisme, yang berarti semakin banyak orang yang lebih condong ke Prabowo. Jadi, siapa yang akan menang dalam Pilpres mendatang? Saya tak mau menebaknya. Tapi jika Prabowo menang, dan itu mungkin sekali,  "oh, unfortunate me!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun