Kita pasti sering merasa khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang kita, khawatir soal pendapat mereka tentang diri kita, takut dijudge orang lain atas tindakan kita.
Jujur, terlalu memikirkan apa kata orang merupakan penyesalan terbesar dalam hidup saya. 25 tahun saya hidup di bumi dan ternyata terlalu banyak waktu yang saya buang percuma hanya untuk mengkhawatirkan apa kata orang.Â
Dan akhirnya saya sadar, itu hal yang sangat beracun, tidak sehat, menimbulkan kecemasan, dan endingnya kurang membahagiakan. Itu yang saya rasakan dulu, sebelum menjadi sebodo amat sekarang.
Memang tidak mudah untuk terbebas dari persoalan ini. Kita memikirkan apa kata orang karena kita takut dijudge, kita takut menyakiti perasaan orang lain, kita takut tidak diterima oleh lingkungan, kita takut dicap ini dan itu, bla bla bla.
Itu semua wajar karena kita hidup di lingkungan di mana kita dituntut, didikte untuk begini dan begitu.Â
Baca juga : Hiduplah di Atas Pandangan Orang Lain
Masyarakat punya standar, kita harus pakai baju seperti apa biar bisa diterima, kita  harus kerja di perusahaan ini itu biar diakui keren, kita harus cantik, kulit harus putih, kita harus ganteng, kita harus masuk jurusan kuliah ini itu biar gampang mencari kerja, kita harus begini, kita harus begitu.Â
Pada akhirnya kita pun melakukannya karena kita ingin diterima dan dicintai.
Seringnya kita takut untuk melakukan sesuatu yang benar-benar ingin kita lakukan, kita takut untuk menunjukkan siapa sejatinya diri kita ini, kita takut dipandang aneh dan berbeda, kita takut dijudge, kita takut kalau kita melakukan ini orang tidak suka dengan kita, kita takut kalau kita ngomong begini orang akan mikir begini, kita takut untuk menunjukkan diri kita yang sebenarnya.
Saya pribadi lelah. Saya tidak bisa selalu membuat senang orang lain, saya tidak bisa hidup dengan cara mereka terus menerus. Kita ingin bebas berekspresi, iya kan?Â
Baca juga : Ketika Embel-embel dari Gelar menjadi Pemicu Pandangan Orang
Kita ingin berada di jalur yang kita pilih sendiri, tanpa perlu takut dengan pendapat orang, tanpa takut dihakimi. Memang susah. Sampai sekarang pun saya masih berusaha pelan-pelan untuk melepas racun ini.
Apalagi di era yang serba terbuka seperti sekarang, siapa aja bisa menjadi sasaran empuk untuk dihujat di media sosial. Setidaknya, kita masih bisa untuk melakukan apa yang kita mau.Â
Selama itu hal yang positif, tanpa perlu takut dihujat, dibenci, tidak diterima, dll. Intinya apa yang kita lakukan sebisa mungkin tidak merugikan hidup orang lain. Tapi kadangkala, sudah melakukan hal-hal positif yang tidak merugikan orang lain pun masih suka dinyinyirin. Lucu memang.
Saya suka menulis puisi atau sajak. Kata-kata indah sampai yang absurd sekali pun akan saya tumpahkan semuanya menjadi puisi atau tulisan yang lain. Ketika dua tahun lalu saya bergabung di Kompasiana, saya juga berpikir, memang ada ya manusia-manusia yang nanti akan membaca tulisan saya?Â
Memang nanti kalo saya menulis pemikirian saya, apa saya akan dijudge? Apa sajak-sajak yang saya tulis di blog ini enggak cringe di mata orang? Dan segala kekhawatiran lainnya yang kalau dipikir-pikir sekarang, DIH APAAN SIH?
Baca juga : Utamakan Perasaan Pasangan Anda Melebihi Penilaian dan Pandangan Orang Lain
Jadi, bagaimana caranya supaya berhenti mengkahawatirkan apa kata orang?
1. Pikirkan lagi, kenapa juga kita harus peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang diri kita?
2. Terima diri kita apa adanya, ini membuat kita lebih fokus dengan diri kita sendiri. Coba berhenti memikirkan segala kemungkinan yang orang lain pikirkan tentang diri kita.Â
Jangan begini, "ih aku suka deh baju ini, duh tapi gimana ya kalo orang nggak suka liat aku pake baju ini, kayaknya aneh deh." Arrrgggghh stop stop stop, cukup jangan dilanjutkan. Stop memikirkan kemungkinan-kemungkinan tidak berguna itu.
3. Percayalah, belum tentu orang lain itu "peduli" dengan kita. Mereka juga punya hidup dan masalah masing-masing. Bisa jadi mereka juga punya kekhawatiran yang sama dengan kita..
4. Cintai diri sendiri
5. Bergaul dengan orang-orang yang memang bisa buat kita lebih hepi, dan mau menerima apa adanya. Lingkungan yang mendukung itu bagus untuk kesehatan mental dan kebahagiaan kita. Tolong hindari orang-orang toxic!
6. Mengertilah, kita tidak bisa membahagiakan semua orang.
7. Gunakan waktu sebaik mungkin. Hidup ini terlalu singkat kalau hanya untuk memikirkan omongan orang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H